Mohon tunggu...
De Geas Official
De Geas Official Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Ide dan Inspirasi

"Menulis adalah mengukir masa depan"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ciri dan Keunikan Puasa dan Pantang Gereja Katolik

6 Maret 2022   06:22 Diperbarui: 6 Maret 2022   06:39 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu Abu adalah awal puasa dan pantang umat Katolik selama 40 hari sebelum hari raya Paskah. Penaburan abu di dahi umat merupakan tanda perkabungan, merendahkan diri, pertobatan sehingga layak menyambut kemenangan Kristus yang bangkit dari antara orang mati. Berikut beberapa yang perlu diperhatikan dalam puasa dan pantang umat Katolik.

Pertama, puasa dan pantang merupakan ungkapan pertobatan bukan semata-mata soal puasa dan pantang jasmaniah alias puasa dan pantang makanan atau minuman. Puasa dan pantang Gereja Katolik bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dalam tindakan kasih, kepedulian dan kesaksian hidup.

Kedua, tujuan batiniah puasa dan pantang adalah mendekatkan diri kepada Allah secara lahiriah dan jasmaniah. Selama masa prapaskah makanan dan minuman yang kita nikmati sederhana dan tidak berlebihan. Dengan demikian, umat menyisihkan bagian terbaik dari berkat Tuhan baik berupa uang maupun barang untuk diberikan kepada orang-orang yang kurang beruntung. Pemberian berkat kepada orang-orang kurang beruntung disalurkan melalui paroki setempat.

Ketiga, peraturan puasa dalam Gereja Katolik berlaku bagi semua tingkatan usia. Puasa dalam Gereja Katolik wajib dilaksanakan dua kali selama masa Prapaskah yaitu Rabu Abu dan Jumat Suci. Puasa berarti makan kenyang satu kali dalam sehari. Boleh juga pada kesempatan lain makan sedikit (tidak kenyang).

Keempat, puasa atau pantang juga dapat dilakukan selama 40 hari. Puasa hendaknya bersifat lahiriah dan sosial. Nabi Yesaya mengatakan bahwa, "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah- mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!" (lihat Yes 58:6-9).

Kelima, Katekismus Gereja Katolik (KGK 2043, 538-540) menjelaskan bahwa masa puasa selama 40 hari merupakan wujud persatuan Gereja dengan misteri Yesus yang dicobai di padang gurun. Yesus puasa selama 40 hari sesudah pembaptisan-Nya. Jadi, ada 40 hari biasa mulai dari Rabu Abu hingga Sabtu Paskah (Minggu tidak dihitung karena itu Hari Tuhan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun