Doc. Kegiatan MMD 1000-Desa UB “Sosialisasi dan praktik pada tema Pengelolaan Sampah dan Limbah Secara Sains bersama ibu-ibu PKK“
Bojonegoro (3/08/2023) - Mahasiswa MMD 1000-D Universitas Brawijaya di Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro memperkenalkan cara membuat pupuk organik pada ibu-ibu PKK Desa Ngadiluhur
Secara umum, sampah dapat didefinisikan sebagai materi yang dibuang dan tidak disukai atau diinginkan oleh orang-orang. Salah satu jenis sampah yang banyak ditemui adalah sampah organik domestik yang merupakan sampah yang berasal dari pemukiman masyarakat, meliputi sisa-sisa makanan, daun, buah-buahan, dan sayuran. Sampah organik memiliki persentase terbesar dalam keseluruhan produksi sampah rumah tangga dibanding sampah anorganik maupun sampah yang mengandung limbah berbahaya. Sampah ini dapat menimbulkan gangguan sosial ekonomi dan gangguan kesehatan apabila dibuang sembarangan selain menimbulkan pencemaran. Cara terbaik untuk meminimalisasi terjadinya pembuangan sampah yang dapat menimbulkan pencemaran adalah dengan pengomposan. Pengomposan merupakan teknik dekomposisi terkontrol, proses alamiah penguraian bahan-bahan organik sisa. Metode pengomposan berfungsi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk.Â
Salah satu metode pengomposan yang tepat untuk mengatasi permasalahan sampah dengan proses pembuatan yang murah dan mudah adalah metode pengomposan yang dikenal dengan Keranjang Kompos Takakura. Keranjang Kompos Takakura adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Keranjang Takakura adalah alat pengomposan sampah organik yang cocok untuk skala rumah tangga. Kelebihan keranjang Takakura adalah bentuknya yang praktis, bersih, dan tidak berbau, sehingga aman digunakan di dalam rumah.
Keunggulan dari pengomposan dengan metode kompos Takakura antara lain adalah:
Praktis dan murah untuk mengompos di dalam ruangan
Alat dan bahannya mudah diperoleh
Tidak berbau
Hemat biaya
Mendukung keberlanjutan lingkungan
Mahasiswa MMD-1000 Desa Kelompok 895, Moch. Alfi Andi, Mohamad Jalu Nur Isworo, dan Meisya Putri Maulida Rohmah dengan Dosen Pembimbing Lapang Dr. Drs. Sugeng Rianto, M.Sc. Melakukan kegiatan “Sosialisasi dan praktek pada tema Pengelolaan Sampah dan Limbah Secara Sains bersama ibu-ibu PKK“. Selain itu, ibu-ibu PKK juga diberikan sebaran pembuatan pupuk organik berupa poster.
Pembuatan pupuk organik berupa kompos ini tergolong mudah dengan memanfaatkan alat sekitar dan menggunakan bahan berupa aktivator EM4, limbah rumah tangga, keranjang pakaian berlubang, kain berpori, bantalan sekam, kardus bekas, air, dan kompos jadi. Apabila tidak memiliki kompos yang sudah jadi maka perlu dibuat terebih dahulu kompos yang mana fungsi dari kompos jadi tersebut adalah sebagai aktivator dari mikroorganisme untuk terus berkembang. Kompos jadi dapat dibuat dengan bahan dedak dan juga gula merah serta aktivator EM4.Â
Susunan komponen kompos Takakura
 Adapun langkah pembuatan pupuk kompos dapat dilakukan denganÂ
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.Â
Siapkan alat dan bahan
Langkah berikutnya adalah membuat keranjang kompos Takakura dengan alat dan bahan:
Keranjang pakaian berlubang
Tutup keranjang
Kardus bekas
Kain berpori
Bibit kompos yang sudah jadi
Larutan aktivator EM4
Sampah organik yang telah dicacah (sayuran, buah, dan sisa makanan lainnya)
Sarung tangan
Pengaduk
Tempatkan keranjang pakaian yang memiliki lubang kecil pada tempat yang teduh, tidak terkena hujan dan sinar matahari secara langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus.Â
Selanjutnya, lapisi bagian dalam keranjang dengan kardus bekas, jika ingin rapat dapat diikat dengan tali.Â
Kemudian, bantalan sekam diletakkan di dasar keranjang yang berfungsi untuk menyerap air, menjaga kelembapan, mengurangi bau, dan mengatur sirkulasi udara agar mikroba dapat berkembang dengan baik.Â
Isi keranjang dengan bibit kompos jadi kurang lebih setebal 5 cm. Digunakan bibit kompos berfungsi untuk starter proses pengomposan karena di dalam kompos terkandung mikroba pengurai.
Cacah sampah rumah tangga berupa sayuran dan buah dengan ukuran yang kecil-kecil kemudian dimasukkan cacahan sampah ke dalam keranjang takakura. Sampah organik dicacah kecil agar dapat semakin cepat terurai, dapat dimasukkan sampah organik setiap harinya dengan syarat dicacah terlebih dahulu.Â
Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Pelan-pelan dalam mengaduk kompos agar lapisan kardus tidak rusak.Â
Tambahkan aktivator EM4 dengan persentase percampuran dengan air sebesar 1 : 5 dan dimasukkan ke sprayer. Semprotkan secukupnya tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, disemprotkan ke campuran setiap kali akan mengaduk sampah yang baru dimasukkan.Â
Kemudian masukkan bantalan sekam yang kedua di atas campuran kompos dan sampah organikÂ
Selanjutnya, tutup mulut keranjang dengan kain berpori dan ditutup keranjang dengan rapat agar serangga tidak masuk.
Pengisian keranjang kompos dapat dilakukan setiap hari hingga keranjang penuh, sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2 hari.
Tahapan selanjutnya simpan adonan di dalam wadah dengan ketebalan 15-20 cm dan ditutup selama 21 hari untuk proses fermentasi. Selama proses fermentasi, adonan diaduk setiap hari dan setelah 21 hari pupuk siap digunakan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengurangi limbah rumah tangga dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Ngadiluhur dalam penyiapan dan pengolahan lahan pertain. Serta ibu-ibu PKK dapat mengetahui pentingnya menjaga lingkungan, dapat mengetahui cara pembuatan kompos yang sederhana dengan metode Takakura, dapat mempraktikan dan membuat pupuk kompos sendiri dengan limbah/sampah rumah tangga masing- masing, memperoleh kompos dari hasil pengomposan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami di sektor pertanian dalam skala kecil maupun besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H