Mohon tunggu...
Defta AhsyaMalika
Defta AhsyaMalika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa universitas brawijaya, saya merupakan peribadi yang baik, hobi saya melakukan hal hal yang seru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi dan Praktik Pengolahan Sampah dan Limbah Secara Sains bersama PKK Desa Ngaduluhur

11 September 2023   23:00 Diperbarui: 11 September 2023   23:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentuk kompos Takakura. Foto : brigata Raissa/surplusID 

Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Pelan-pelan dalam mengaduk kompos agar lapisan kardus tidak rusak. 

  • Tambahkan aktivator EM4 dengan persentase percampuran dengan air sebesar 1 : 5 dan dimasukkan ke sprayer. Semprotkan secukupnya tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, disemprotkan ke campuran setiap kali akan mengaduk sampah yang baru dimasukkan. 

  • Kemudian masukkan bantalan sekam yang kedua di atas campuran kompos dan sampah organik 

  • Selanjutnya, tutup mulut keranjang dengan kain berpori dan ditutup keranjang dengan rapat agar serangga tidak masuk.

  • Pengisian keranjang kompos dapat dilakukan setiap hari hingga keranjang penuh, sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2 hari.

  • Tahapan selanjutnya simpan adonan di dalam wadah dengan ketebalan 15-20 cm dan ditutup selama 21 hari untuk proses fermentasi. Selama proses fermentasi, adonan diaduk setiap hari dan setelah 21 hari pupuk siap digunakan.

    (Dokpri)
    (Dokpri)

    Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengurangi limbah rumah tangga dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Ngadiluhur dalam penyiapan dan pengolahan lahan pertain. Serta ibu-ibu PKK dapat mengetahui pentingnya menjaga lingkungan, dapat mengetahui cara pembuatan kompos yang sederhana dengan metode Takakura, dapat mempraktikan dan membuat pupuk kompos sendiri dengan limbah/sampah rumah tangga masing- masing, memperoleh kompos dari hasil pengomposan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami di sektor pertanian dalam skala kecil maupun besar.

  • Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun