Mohon tunggu...
defryyana
defryyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universtas Airlangga

Saya mempunyai hobi menulis dan membaca buku, awalnya saya suka menulis dairy karena menurut saya dengan menulis untuk diri kita sendiri tidak ada orang berkomentar lebih kecuali apabila di publikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Malpraktik Dalam Dunia Kedokteran Hewan

9 Januari 2025   19:55 Diperbarui: 9 Januari 2025   19:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, membawa dampak besar dalam dunia kedokteran hewan, namun masalah malpraktik masih menjadi isu serius yang harus segera ditangani. Dalam dunia kedokteran hewan, patutnya seorang dokter hewan harus memiliki dedikasi tinggi mengenai kesehatan dan kesejahteraan hewan. Sayangnya isu malpraktik masih membayangi kesejahteraan hewan. Artikel ini akan membahas malpraktik dalam dunia kedokteran hewan. 

Malpraktik dalam kedokteran hewan merujuk pada tindakan atau kelalaian dokter hewan yang menyimpang dari standar profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi. Malpraktik dapat terjadi karena beberapa faktor seperti, kelalaian, ketidakmampuan, hingga kesengajaan yang dilakukan seorang dokter hewan, pada hewan yang sedang ditangani. Hal ini mengakibatkan berbagai kerugian, cedera, atau bahkan kematikan hewan pasien. Pelayanan yang bagus seharusnya menjadi prioritas utama, dan malpraktik merupakan penyimpangan yang serius dari standar tersebut.

Dari beberapa sumber yang telah saya baca dapat disimpulkan beberap jenis-jensi malpraktik dan dampaknya :

1. Kesalahan Diagnosis : kesalahan pada tahap awal yaitu diagnosis dapat menjadi salah satu jenis malpraktik, salahnya diagnosis awal menyebabkan pengobatan yang tidak tepat pada hewan, yang dapat memperburuk kondisi hewan atau bahkan menyebabkan kematian.

2. Prosedur Medis yang Salah : Pemilihan prosedur yang salah atau pelaksanaan prosedur yang tidak tepat dapat mengakibatkan cedera serius pada hewan. 

3. Penggunaan Obat yang Salah : Pemberian obat yang salah pada hewan, pemberian dosis yang keliru, atau interaksi obat yang menyebabkab efek samping yang berbahaya. 

4.Kelalaian dalam Perawatan Pasca Operasi : Perawatan operasi yang menyebabkan hewan infeksi, komplikasi, dan dapat memperpanjang pemulihan.

Maka dari itu agar malpraktik dapat dicegah sebaiknya perlu dilakukan peningkatan kompetensi seorang dokter hewan, melalui pendidikan atau pelatihan yang berkelanjutan. Penerapan standar profesi dan standar prosedur operasional juga harus dilakukan secara ketat dan berkala diawasi oleh orang-orang yang berkompeten. Dokter hewan harus menjunjung tinggi etika profesi dan selalu mengedepankan kepentingan hewan pasien. Selain itu transparansi dan komunikasi yang terbuka dan jujur antara dokter hewan dan pemiliknya sangat penting.

Malpraktik dalam dunia kedokteran hewan merupakan isu serius yang dapat merugikan hewan pasien dan pemiliknya. Untuk mencegah terjadinya malpraktik, diperlukan upaya bersama dari semua pihak, mulai dari dokter hewan, pemilik hewan, hingga pemerintah. Peningkatan kompetensi, penerapan standar profesional, dan etika profesi merupakan kunci untuk menciptakan dunia kedokteran hewan yang aman dan terpercaya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun