Mohon tunggu...
DEFRIYANA TRI SHOLIKHATUL ULUM
DEFRIYANA TRI SHOLIKHATUL ULUM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika

Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penilaian Ranah Afektif Khususnya Sikap Jujur SMP Negeri 16 Kota Semarang pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IX-A

3 Juni 2022   08:27 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:48 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku jujur dapat ditunjukkan oleh siswa di lingkungan sekolah dengan hal sekecil apapun. Banyak orang yang mengabaikan sikap jujuur yang kecil karena dianggap tidak berdampak pada kehidupannya. Padahal, langkah kecil tersebut merupakan awal untuk bersikap jujur yang lebih besar dan pastinya akan memberikan dampak yang lebih besar pula.

Guru, sebagai orang tua siswa di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun budaya bersikap jujur di sekolah. Peran guru sangat penting karena intensitas guru dalam berinteraksi dengan siswa pada saat pembelajaran sangat tinggi. Pada saat proses pembelajaran itulah guru dapat menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada siswa-siswanya.

Contoh sederhanya peran guru dalam menanamkan sikap jujur kepada siswanya adalah ketika ulangan atau ujian, guru harus dapat menyampaikan secara jujur agar siswa tidak mencontek dan kerja sama, baik meminta jawaban ataupun memberi jawaban dengan cara apapun. Dalam hal penyampaiannya, guru harus menyampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.

Beberapa mahasiswa prodi pendidikan matematika UIN Walisongo mengukur tingkat kejujuran siswa kelas IX-A di SMP Negeri 16 Kota Semarang dengan penilaian diri atau angket. Di dalam angket tersebut, indikator yang dipilih adalah membangun kebiasaan berperilaku jujur disaat kegiatan belajar mengajar dan di luar lingkungan sekolah. Indikator tersebut diturunkan menjadi beberapa pernyataan yang nantinya akan diisi dan dijawab oleh siswa.

Penururan indikator ke dalam pernyataan masih dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif. Ada 3 pernyataan positif, yaitu, saya mengerjakan soal ujian matematika tanpa melihat jawaban teman yang lain, saya berkata jujur jika jawaban teman benar atau salah, dan Saya mengungkapkan perasaan apa adanya. Untuk pernyataan negatif, ada 2 butir yaitu, saya tidak melaporkan kepada guru jika ada teman yang mencontek pada saat mengerjakan ujian/ulangan matematika, dan saya menyalin jawaban orang lain pada saat mengerjakan tugas, ulangan, atau ujian matematika.

Kemudian, angket tersebut diuji cobakan dan setelah itu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, dan memiliki kecermatan yang tinggi. Teknik pengujiannya dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasi masing-masing skor item dengan skor total. Item pernyataan dikatakan valid jika nilai .

Sedangkan uji reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dana dalam kondisi yang sama. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach. Instrument dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika diperoleh nilai alpha 

Dari kelima pernyataan tersebut, setelah diuji cobakan kepada sebanyak 15 siswa kelas IX-A SMP Negeri 16 Semarang dan diuji validitasnya dengan nilai , ada beberapa item pernyataan yang valid diantaranya pernyataan "saya mengerjakan soal ujian matematika tanpa melihat jawaban teman yang lain" dengan . Kemudian peryataan "Saya tidak melaporkan kepada guru jika ada teman yang mencontek pada saat mengerjakan ujian/ulangan matematika" dengan . Yang terakhir, adalah pernyataan "Saya menyalin jawaban orang lain pada saat mengerjakan tugas, ulangan, atau ujian matematika" dengan . Sedangkan 2 pernyataan lainnya tidak valid.

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian item-item yang valid di uji reliabilitasnya dengan uji Alpha Cronbach dan diperoleh nilai alfa sebesar 0,887. Ini artinya angket untuk menguji kejujuran siswa memiliki reliabilitas yang tinggi.

Selain dengan metode peniliain diri melalui angket, penilaian ranah afektif khususnya sikap jujur pada siswa kelas IX juga dilakukan dengan metode observasi. Observasi tersebut melibatkan tiga orang observer yang ketiganya merupakan mahasiswa prodi pendidikan matematika UIN Walisongo Semarang. Lembar observasinya berisi kriteria-kriteria yang menjadi pendoman bagi observer untuk menilai sikap siswa. Validitas dari lembar observasi divalidasi oleh dosen pegampu dan reliabilitas dari ketiga observer diuji dengan uji raters. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas, diperoleh hasil yang menunjukkan reliabilitas ketiga observer rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun