Direktur Yayasan Amnaut Bife "Kuan" (YABIKU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria Filiana Tahu turut berkomentar tentang makna sesungguhnya dari Hari Kasih Sayang atau Valentine Day.
Menurut Maria Filiana Tahu, Hari Kasih Sayang atau Valentine Day tidak hanya berkaitan dan sebatas pemberian kado atau bingkisan berupa kenikmatan benda semata, seperti cokelat, bunga, pernak-pernik, dan lain sebagainya.
"Semoga Hari Kasih Sayang tidak sekedar dimaknai dengan pemberian kado berupa benda antar sahabat, Â kumpul kumpul, reuni komunitas atau pesta pesta semata," ungkap Maria Filiana Tahu saat dihubungi via WA pada Senin, (13/2/2023) pukul 20.10 Wita.
Lebih dari itu, Direktur YABIKU NTT mengatakan bahwa makna dari Hari Kasih Sayang atau Valentine Day tersebut terletak pada kesanggupan dan ketulusan setiap orang dalam membebaskan kaum marginal dimanapun berada.
"Tetapi lebih dari itu kata merayakan harus selalu berkomitmen agar kasih sayang selalu diterjemahkan dalam karya pembebasan kaum marginal," tulis Maria Filiana Tahu.
Tak hanya pembebasan kaum marginal, Maria Filiana Tahu juga menekankan soal pembebasan perempuan, anak, dan disabilitas dalam tekanan berbagai kekerasan.
"Selain itu juga harus diwujudkan dalam pembebasan perempuan, anak, dan kaum disabilitas agar bebas dari kekerasan," lanjut Mami Filiana sapaan akrabnya.
Dari penyampaian dan harapan Direktur YABIKU NTT tersebut, dirinya mengatakan bahwa itulah makna Hari Kasih Sayang atau Valentine Day yang sesungguhnya.
"Itu kasih sayang yang sesungguhnya," lanjut Mami Filiana.
Ia pun berharap agar setiap orang harus menciptakan kedamaian dan kasih sayang untuk dirinya sendiri dan masyarakat umum. Karena dirinya mengatakan bahwa Hari Kasih Sayang atau Valentine Day tidak hanya monoton pada tanggal 14 Februari.
"Mari menciptakan dunia yang damai penuh kasih sayang, dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat yang pada akhirnya akan mendukung kehidupan dunia yang damai," harap Mami Filiana.