Ketiga, Gubernur NTT itu sampaika  bahwa dengan jumlah seribu pohon kelor akan membantu jemaat dari kemiskinan.
"Karena ada Rapat Majelis Kerja Klasis Kupang Barat. : 1.000 ," kata VBL.
Menurutnya, satu-satunya pohon di dunia dengan harga daun termahal dan protein yang sempurna adalah kelor.
"Hasil riset membuktikan bahwa kelor NTT terbaik karena hanya kelor NTT yang memiliki vitamin D dan vitamin A, selain kandungan seperti potasium (5 kali lipat diatas pisang), kalium, zat besi (6 kali lipat diatas bayam), vitamin C (5 kali lipat di atas jeruk) dan unsur lainnya," lanjut VBL.
Lanjutnya bahwa satu (1) kg daun basah kelor dapat dijual dengan harga Rp 5.000, lebih tinggi dari jagung, dan 1 kg tepung kelor dapat dijual dengan harga mencapai Rp100.000,- di Kupang. Harga ekspor ke Jepang menjadi Rp500.000/kg.
"Tuhan Allah telah memberikan emas hijau yang luar biasa untuk NTT. Permintaan kelor kepada kita sangat besar tetapi bahan baku tidak cukup. Jadi sebagai hamba Tuhan yang diutus oleh Yesus, dimana terminologi utusan adalah seseorang yang memiliki kekuasaan yang sama dengan yang mengutus dalam hal tertentu dan waktu tertentu, kita harus melakukan langkah-langkah ekstrim, langkah-langkah yang akan membuat surga bertepuk tangan," lanjut VBL.
Gubernur NTT itu merasa bangga atas prestasi yang luar biasa dari anak Nono, yang tidak lepas dari gurunya yang super luar biasa. Lanjut, guru yang baik, yang benar dan profesional melahirkan murid-murid yang hebat.
"Karena itu, Gereja GMIT harus punya sekolah, tidak boleh bangun gereja kalau tidak ada sekolah, itu harus menjadi syarat. , 25:35-40, ," ungkap VBL.
Lanjutnya bahwa sesuai dengan pesan kelahiran Yesus, lakukan evaluasi sudah berapa banyak pemimpin telah dilahirkan gereja untuk membawa damai sejahtera.
"Rapat kerja kemarin harus mampu melahirkan pikiran-pikiran brilian bahwa kita harus bekerja mati-matian dan berkolaborasi dalam mengembangkan kekayaan alam NTT untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutup VBL.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H