Komisariat Yusuf merupakan komisariat pertama dari tiga komisariat yang merupakan gabungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Fakultas Ilmu Pemerintahan, dibentuknya komisariat sebagai alat perpanjangan tangan dari BPC GMKI Kefamenanu yang terbentuk pada periode kepemimpinan 2018-2020. Berikut ini merupakan devinisi nama Komisariat Yusuf sbb:
A. Landasan Teologis
Dalam landasan ini, akan dikaji mengenai sisi kepemimpinan Yusuf dalam segi Alkitabiah yang memiliki kesinambungannya terhadap besik keilmuan Ekonomi dan Kepemerintahan. Yusuf adalah anak kesayangan Yakub, sehingga Yakub membelikan Yusuf jubah yang indah baginya. Hal ini membuat saudara-saudara Yusuf menjadi sangat marah dan cemburu. Karena itu Yusuf dijual kepada seorang Ismail yang kemudian membawa Yusuf ke Mesir. Yusuf kemudian menjadi kepala rumah tangga Potifar dan orang kepercayaanya (kejadian 39:4-6). Lalu raja Firaun mengangkat Yusuf sebagai pemimpin tertinggi Perdana Menteri/bendaharawan (Kejadian 41:37-57) di Mesir di bawah kuasa Firaun, yang berarti bawha Yusuf menjadi orang kedua di kerajaan Mesir.
Sebagai pejabat tinggi di wilayah Mesir yang di tugaskan khusus menangani masalah pangan dan logistik sebagai keberhasilan dalam menelaah mimpi Firaun atas ilham yang ia miliki (Kejadian 41:1-36), dalam menangani kasus atau bencana di tanah Mesir perlu adanya regulasi dan kebijakan-kebijakan teknis dan strategis. Dari referensi alkitab mengenai Yusuf, dapat di terima secara logika dan hati maupun tindakan sebagai panutan atau teladan.
Jika dikaitkannya dengan dunia kepemimpinan dalam ber-GMKI, seorang pemimpin harus belajar dari Yusuf, bahwa sebelum adanya perkembangan dunia yang modern telah ada pemimpin yang mahir dalam mengatur bangsa yang besar dalam menangani perekonomiannya. Selain sukses sebagai spekulator, tidak terlepas dari kepemimpinannya yang menggambarkan arti kesuksesan dalam dunia kepemerintaha.
B. Landasan Sosiologis
Menurut KBBI, Sosiologi merupakan pengetahuan tentang ilmu atau sifat perilaku maupun perkembangan kehidupan dalam bermasyarakat. Dalam kasian ini, ada beberapa hal social yang melekat dalam kehidupan social Yusuf adalah sbb:
a. Hal yang penuh penerimaan, Ia menerima statusnya sebagai budak, bekerja sebagai pelayan potifar. Hingga Ia dilemparkan dalam penjara pun Ia bekerja keras. Pelajarannya adalah dengan menerima kondisi saat inilah kita bias melangkah maju dan menjadi sukses
b. Pekerja keras, yususf tidak berusaha melawan orang-orang yang memperbudak dia, dia benar-benar membantu mereka untuk menciptakan kesejahteraan. Pelajarannya adalah kita harus bekerja keras melalui kesulitan kita, orang lain mungkin tidak akan pernah melihat kemampuan besar yang ada di dalam kita
c. Penuh dengan kesabaran, yusuf percaya bahwa Tuhan akan memberkatinya melalui mimpi-mimpinya. Maka dari itu, dia melewati pencobaan tersebut dengan kesabaran, sebab dia percaya berkat terselubung akan terjadi. Pelajarannya adalah mengingat berkat-berkat Tuhan memang menjadi cara terbaik untuk bias menumbuhkan kesabaran dalam diri.
d. Berintegritas, ketika istri Potifar mencoba merayu Yusuf, ia pun memilih untuk menghindar. Dia menyadari bahwa dirinya harus benar-benar menjadi kekudusan di hadapan Tuhan jika ingin mendapatkan berkat-berkatNya. Pelajarannya adalah memilih untuk tidak terjerumus dalam godaan adalahujian integritas yang sangat sulit
e. Penuh kerendahan hati, ketika Yusuf dipanggil untuk menafsirkan mimpi Firaun, dia bias saja merebut pujian dari raja untuk dirinya sendiri, justru sebaliknya dia memberikan segala kepada Tuhan (kejadian 41 : 16). Pelajarannya adalah Yusuf tahu Tuhan lah yang mengerjakan segala hal dalam kehidupannya sehingga yang patut di puji dalam hal ini adalah Tuhan
f. Penuh belas kasihan, Yusuf berhak membalas dendam atas pelakuan saudar-saudaranya, potifar dan penjaga penjara di masa lalu. Tetapi ia memilih untuk memberkati mereka (matius 5:44). Pelajarannya adalah harus mampu melepaskan rasa dendam akan membantu kita melewati pencobaan hidup
C. Landasan Ekonomi
Firaun sangat terkesan atas penjelasan Yusuf yang juga menerangkan pentingnya arti pemimbunan bahan pangan selama masa subur untuk menghadapi masa paceklik. Kemudian diangangkatlah Yusuf untuk menempati suatu posisi dalam kaitannya menghadapi krisis mendatang. Yusuf diberi kekuasaan dan dukungan finansial yang besar untuk membangun gudang-gudang pangan. Selama masa subur, nabi Yusuf membangun gudang-gudang pangan dan mengisinya dengan gandum yang dibelinya dari petani.
Nabi Yusuf sangat sukses di dalam spekulasi ini. Dikatakan spekulasi karena sumber informasi ini berasal dari Fir’aun bukan dari ilham yang diberikan kepada nabi Yusuf secara langsung. Mimpi Fir’aun ini bisa saja bunga tidur. Secara empiris, arti mimpi Firaun akan sangat beresiko terhadap kegagalan. Banyak faktor yang bisa dikategorikan sebagai resiko dan andaikata nabi Yusuf gagal maka Yusuf akan berhadapan dengan 70 juta ton gandum yang membusuk, itu resiko. Salah-salah lehernya bisa dipenggal Fir’aun, kalau mengalami kegagalan.
Tindakan nabi Yusuf tidak didasari oleh keinginan untuk melakukan derma atau “charity”. Sebab pangan yang ditimbunnya tidak dibagikan secara gratis melainkan dijual. Hal ini dinyatakan di dalam Perjanjian Lama (Kej 42), yang mencritakan tentang saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk memperoleh bahan makanan.
Kepemimpinnan Yusuf jika dikaji dalam dunia ekonomi tidak terlepas dari kebijakan fiskal, walaupun dalam kenegaraan ada dua kebijakan, yang di mana ada kebijakan moneter juga. Namun pada masa Yusuf belum ada perbankan. Berkaitan dengan kebijakan fiskal. Peningkatan atau penurunan pajak dan tingkat pengeluaran mempengaruhi inflasi, lapangan pekerjaan dan aliran uang melalui system ekonomi suatu negara (Keynes) yaitu kebijakan yang di ambil oleh pemerintah yaitu mengenai pajak dan segala urusan pendapatan negara,, yang tujuannya adalah kestabilan ekonomi negara, dari kebijakan ini akan berdampak pada perekonomian jangka panjang.
Sama halnya dengan Yusuf dalam mengatasi masa kelaparan dalam jangka waktu yang panjang (Kejadian 41 54-55). Kebijakan ini merupakan kebijakan yang di rencanakan suatu negara untuk mengelola serta mengarahkan perekonomian serta kondisi yang lebih kondusif. Cara yang di tonjolkan dari kebijkan ekonomi ini adalah dengan mengubah maupun memperbaharui pengelolaan pendapatan dan pengeluaran negara.
Inti dari kebijakan fiskal adalah sebagai upaya pengelolaan dana yang diterima dari pajak untuk memenuhi keperluan masyarakat dalam skala yang lebih luas, tapi masanya kepemimpinan Yusuf tidak hanya berupa pajak, namun berupa pengumpulan kekayaan berupa hasil-hasil pertanian selama tujuh tahun, jika dikaitakn dengan dunia ekonomi maka itu merupakan penimbun kekayaan, dengan beberapa tujuannya adalah sbb: 1). Menstabilkan perekonomian negara, 2). Pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, 3). Mengurangi jumlah pengangguran, 3). Menekan pengeluaran negara.
Dalam kajian Alkitabiah/Theologi, Sosiologi, dan Ekonomi dapat meyakinkan kita bahwa Yusuf-lah yang tepat secara besik keilmuan. lebih daripada itu, jiwa kepemimpinan dan kesuksesannya yang patut diteladani dalam ber-GMKI. Lebih dari ruang kemahasiswaan, dapat pula di teladani dalam dunia kerja berdasarkan besik keilmuan Ekonomi maupun Kepemerintahan.
Sekian tentang devinisi nama Komisariat Yusuf, teriring salam dan do’a tulus, Ut Omnes Unum Sint.
Shalom …!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H