Mohon tunggu...
DEFRI RAHMA PUTRA
DEFRI RAHMA PUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Smart, Strong, Silly (3S)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada 2024: Jakarta Butuh Pemimpin Cerdas, Solusi Tuntas untuk Kemacetan

9 Oktober 2024   23:03 Diperbarui: 12 Oktober 2024   13:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dok/purnawarta.com/)Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Tentara Pelajar di sekitar Stasiun Palmerah, Kemacetan jamak terjadi di jam-jam orang berangkat kerja dan pulang kerja.

Jakarta, sebagai kota metropolitan yang menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya, setiap hari menghadapi tantangan yang seolah tak pernah terselesaikan, salah satunya yaitu kemacetan. Masalah ini bukan hanya sekadar ketidaknyamanan bagi warga, tetapi juga berdampak serius pada produktivitas, kesehatan, dan kualitas hidup. 

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, kebijakan ganjil-genap, hingga perluasan jalur transportasi umum. Namun, tanpa strategi yang tepat dan implementasi yang konsisten, kemacetan tetap menjadi momok yang menghantui kota ini.

Kunci dari permasalahan ini adalah kepemimpinan yang cerdas, inovatif, dan memiliki visi jangka panjang. Pemimpin Jakarta tidak hanya perlu memahami akar dari kemacetan, tetapi juga mampu menawarkan solusi yang holistik dan berkelanjutan. 

Pemimpin yang Jakarta butuhkan harus memiliki kemampuan untuk merancang strategi yang memadukan pembangunan infrastruktur, reformasi transportasi umum, dan kebijakan berbasis data yang efektif.

Dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2024 ini, Jakarta memerlukan kriteria pemimpin yang dapat mengatasi masalah krusial seperti kemacetan tersebut. Anggota Komisi D DPRD Jakarta Justin Adrian Untayana menilai, Jakarta harus dipimpin oleh sosok gubernur yang tegas dan mampu mengambil kebijakan untuk mengatasi permasalahan kemacetan hingga tata ruang.

Terdapat tiga pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan menjadi pemimpin Jakarta. Ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata menuturkan, tiga pasangan calon yang terdaftar telah terdata dan memenuhi persyaratan administrasi sah sebagai calon kepala daerah. "Ketiga bakal calon ini statusnya lengkap dan diterima," ujar Wahyu. Ketiga pasangan calon tersebut yaitu:

1. Ridwan Kamil dan Suswono

RK-Suswono/Antaranews
RK-Suswono/Antaranews

Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono didukung oleh 14 partai pendukung maju ke Pilgub Jakarta. Keempat belas partai yang dimaksud yakni Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, Garuda, dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN). Berdasarkan persentase Parpol, maka total suara dukungan yang dimiliki pasangan RK-Suswono sebanyak 83,46 persen.

Pasangan ini mengusung visi menjadikan Jakarta sebagai kota global yang cerdas, kompetitif, dan berkelanjutan. Mereka menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi warga. Dalam mengatasi kemacetan, mereka akan menggencarkan penggunaan MRT, Busway, LRT dan juga mungkin akan berinovasi membuat river way atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta. 

Selain itu Ridwan juga menyebutkan akan menggilirkan sistem kerja work from home (WFH) di sejumlah industri yang ada di Jakarta. Kebijakan ini akan digabungkan dengan pemberlakuan sentralisasi kawasan bisnis di berbagai daerah sehingga pergerakan di Jakarta bisa berkurang.

2. Dharma Pongrekun dan Kun Wardana

Darmo-Wardana/Tribunnews.com
Darmo-Wardana/Tribunnews.com

Pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Kantor KPU Jakarta pada Kamis, 29 Agustus 2024. Mereka maju sebagai paslon jalur independen setelah mengantongi dukungan 677.065 orang. Dukungan yang masuk untuk pasangan Dharma-Kun sendiri tersebar di enam kota dan kabupaten di Jakarta. Sebelumnya Dharma-Kun diketahui mengantongi dukungan 677.468, namun dianulir sebanyak 403 dukungan karena dianggap tidak memenuhi syarat. "Kami kurangi 403 dukungan, karena memang tidak memenuhi syarat. Jadi kini total dukungan kepada pasangan calon perseorangan yaitu 677.065 dari sebelumnya 677.468," kata Ketua Divisi Teknis Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Dody Wijaya pada 19 Agustus 2024.

Pasangan calon nomor urut 2 memiliki visi yang lebih berfokus pada pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan sosial. Sedangkan dalam mengatasi kemacetan Dharma-Kun memilih untuk mengoptimalkan transportasi yang ada ketimbang penambahan armada. "Kita perlu mengoptimalkan apa yang sudah ada, terutama manajemen. Tidak perlu dulu menambah armada, manajemen harus diperbaiki dan di optimalkan," papar Dharma.

Menurutnya, jarak antar transportasi umum harus dipastikan setiap 10 menit. Selain itu, keamanan bagi penumpang khusus kaum disabilitas, lansia, ibu hamil, dan anak-anak harus mendapat perhatian khusus. "Kita juga harus menanamkan budaya antri kepada anak - anak. Ini harus dimasukkan dalam kurikulum supaya antri menjadi bagian dari adab kita," tambahnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya membuat kawasan terpadu yang tersentralisasi. Di kawasan tersebut akan tersedia tempat tinggal, pasar, dan sekolah dalam radius 500 meter dari pemukiman.

3. Pramono Anung dan Rano Karno

Pramono-Karno/detikcom
Pramono-Karno/detikcom

PDI Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Pasangan calon nomor urut tiga mengusung visi yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan kemandirian energi. Mereka menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi kota saat ini adalah kerusakan lingkungan dan ketergantungan pada energi fosil. Namun masalah utama lain yang tidak kalah penting adalah masalah kemacetan.

Pasangan calon nomor urut 3, Pram-Doel menerangkan untuk mengatasi kemacetan, pihaknya akan menekan padatnya laju kendaraan pribadi yang menjadi penyebab kemacetan. Selain itu, pihaknya akan menambah moda transportasi umum yaitu Transjabodetabek. "Trans Jabodetabek bahkan kalau perlu sampai dengan puncak dan Cianjur Kenapa itu harus dilakukan sekali lagi untuk mengatasi supaya tidak banyak mobil atau kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta," terangnya.

Kemudian, pihaknya menawarkan program gratis layanan transportasi di Jakarta untuk kurangi kemacetan. Ia juga menawarkan program transportasi gratis bagi warga yang berada di kawasan aglomerasi yang termasuk ke dalam 15 golongan. "Saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang sekarang ini sudah masuk bisa naik Busway gratis, maka mereka akan naik LRT MRT juga gratis. Baik dari Bekasi, Tangerang Selatan, dari Bogor dan dari manapun apabila fasilitas itu ada," kata Pram.

Pilkada Jakarta 2024 menjadi momentum penting bagi Jakarta untuk memilih pemimpin yang tidak hanya visioner, tetapi juga mampu mengeksekusi solusi konkret terhadap masalah kemacetan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga di kota metropolitan ini. 

Dibutuhkan sosok yang memiliki pemahaman mendalam, inovatif, serta berani dalam mengambil keputusan strategis yang berpihak pada kenyamanan publik. Harapan besar masyarakat Jakarta kini ada pada pemimpin yang bisa menjadikan kota ini lebih ramah, efisien, dan modern, di mana mobilitas bukan lagi hambatan, melainkan cerminan kota yang terus bergerak maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun