De Oost, sebuah judul film yang masuk dalam hasil pencarian mesin perambah internet, ketika saya mengetikan contoh film bertema Bela Negara.Â
Awalnya saya tertarik karena hanya membaca nama sutradaranya yang dalam pikiran saya, si sutradara pasti merupakan orang Indonesia. Sebelum saya membahas film ini lebih lanjut, mungkin akan lebih baik jika para pembaca mengetahui sinopsis singkat film De Oost yang dirilis pada tahun 2020.Â
Film De Oost mengisahkan tentang seorang tentara Belanda bernama Johan de Vries yang dikirim untuk bertempur melawan gerilyawan Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia.Â
Di tengah-tengah pertempuran dan konflik moral, Johan harus menghadapi dilema pribadi tentang kebenaran dan kesetiaan. Johan de Vries, dikirim ke Semarang di mana tentara Belanda bertugas untuk membebaskan rakyat Indonesia dari pemerintahan Sukarno (menurut pandangan Belanda).Â
Johan awalnya mempercayai janji untuk membantu penduduk, tetapi  segera menyadari bahwa kenyataannya jauh berbeda,  dia melihat bahwa penduduk lokal bermusuhan terhadap tentara Belanda, sementara rekan-rekannya tidak bertindak saat kejahatan perang terjadi. Sebagai contoh, ketika kepala desa terdekat ditemukan tewas, tentara Belanda tidak melakukan tindakan apa pun.Â
Rekan-rekan Johan lebih memilih untuk mengunjungi rumah bordil setempat dan merendahkan penduduk setempat dengan sebutan yang merendahkan, yakni monyet.
Setelah tiga bulan bertugas, ketika berpatroli, unit mereka diserang secara tiba-tiba oleh gerilyawan Indonesia, yang menyebabkan kematian prajurit Werner. Kapten Angkatan Darat Raymond Westerling, yang memimpin tindakan kontra-gerilya dan operasi pembersihan terhadap pemberontak Indonesia, memulai penyelidikan untuk menemukan pria yang bertanggung jawab atas pembunuhan Werner.