Lalu bagaimana agama memandang mahar sebagai sebuah keharusan dalam proses memasuki bahtera rumah tangga?
Menurut pandangan agama Kristen, mahar bukan merupakan sebuah keharusan tetapi jika ditilik dari kisah-kisah Tokoh Alkitab maka dapat dikatakan Mahar adalah sebuah keharusan dalam budaya tertentu dan iman Kristen tidak pernah menganjurkan atau pun melarang pemberian dan penerimaan mahar.Â
Kalau melalui pandangan agama Islam, mahar merupakan hal wajib diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita (tetapi bukan syarat mutlak dalam rukun perkawinan) bahkan secara tegas dan ringkas memberikan gambaran yang jelas mengenai besaran mahar agar tidak memberatkan mempelai pria dan tidak juga merendahkan status mempelai wanita. Mahar dalam Islam pun dianggap sebagai bukti niat seorang pria terhadap wanita yang akan dinikahinya.
Berikut merupakan gambaran Mahar dalam Alkitab berdasarkan kisah Tokoh-tokoh Alkitab :
1.Abram di Mesir
Pada saat Abram memasuki tanah Mesir, Abram mengenalkan Sarai istrinya sebagai adiknya kepada orang-orang Mesir sehingga Fir'aun terpukau dan hendak mengambil Sarai sebagai istrinya. Hal ini dilakukannya karena takut akan keselamatannya dan rombongan yang dia bawa dari Mesopotamia di masa kelaparan.
Kejadian 12:15-16 (TB) Â dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya.
Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.
Jika dilihat dari kisah ini, Mahar di zaman Abram sangatlah besar, di mana untuk membuktikan niat seorang pria maka mahar berupa hewan ternak harus diberikan kepada pihak wanita. Pemilihan hewan ternak sebagai mahar disesuaikan dengan kondisi masyarakat padang gurun pada saat itu yang membutuhkan bahan pangan. Untuk pemberian budak sebagai mahar hanya dilakukan oleh kalangan Raja, bangsawan dan pedagang kaya raya.
2.Ribka dipinang Ishak
Di kisah ini, pemberian mahar mendahului perkenalan dan pertemuan calon mempelai pria dan mempelai wanita. Mahar yang diberikan pun berupaya perhiasan dan pakaian mewah. Bahkan, secara langsung pakaian tersebut dipakaikan kepada orang tua dan saudara calon mempelai wanita.Â