Mohon tunggu...
Defit Muhamad taupik
Defit Muhamad taupik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

mengungkapkan pengalaman dan pemhaman dalam hidup lewat tulisan. Dan berharap menjadi celengan kebaikan di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Move On dengan yang Dulu dan Memilih dengan yang Bermutu

23 Juni 2022   01:26 Diperbarui: 23 Juni 2022   01:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beralih pada metode yang paling terbaru di dunia, yaitu metode Daring. Metode ini merupakan metode yang di gunakan diseluruh negara baik dari kalangan pendidikan dasar hingga pendidikan perguruan tinggi. Metode ini bermula ketika Wabah virus Corona melanda ke Penjuru Dunia. Maka ketika itu, semua individu manusia tidak bisa bertemu bahkan tidak di perbolehkan berkerumun. 

Dikarnakan apabila mereka berkerumun ataupun berkontak fisik maka 90% dari mereka akan terkenya penyakit Wabah yang sangat mematikan ini.  Maka dari itu, para pejabat negri di seluruh dunia berfikir agar pembelajaran pendidikan harus tetap berjalan. walaupun wabah penyakit sedang melanda. Di temukan lah caranya yaitu belajar secara daring atau Online, cara ini menjadi solusi bagi para Pengajar untuk mendidik para muridnya tatkala pandemi.

Lalu bagaimanakah Efektifitas Belajar daring setelah Pandemi ? Yuk Kita baca opini berikut ini ! Agar kita bisa lebih tau dan punya wawasan yang sangat luas.

Pandemi Virus Corona sudah selesai setelah semua Orang berjuang hidup selama kurang lebih dua tahun, dan tentunya Pendidikan tidak akan hilang meskipun Wabah sudah pergi entah kemana. Para pendidik dan pelajar kebingungan apakah harus masih belajar secara daring ataupun harus tatap muka lagi. 

Di kutip dari beberapa tokoh yaitu salah satu Doktor pengajar Markaz Syayikh Zayid Al-azhar Kairo, Mesi. Dr Muhammad Maqsud Lc, MA. " Mengenai pembelajaran Daring, saya rasa sangat kurang bagus dan mempunyai efek negatif yang sangat banyak .

Yang parahnya lagi saya tidak bisa mendidiknya dengan baik, kebanyakan dari mereka hanya sebatas membuka link dan masuk pada classroom online. Setelah itu mereka pergi entah kemana tidak tahu mereka tidur kembali ataupun pergi bermain bersama temannya.

Dan ada yang lucu lagi, ada diantara mereka yang ikut Classroom dan dia ada di depan kamera namun ketika dilihat di layar laptop saya, seakan-akan dia memerhatikan dan menyimak pelajaran saya dengan baik. Namun ketika saya memanggilnya dengan suara microfon saya, dia tidak menjawab dan tidak juga merespon .

setelah 1 bulan pembelajaran dengan saya ternyata dia mengaku bahwa dia menyalakan kameranya namun tidur kembali di depan kamera, tapi kameranya dia ganti seakan akan dia memerhatikan dan mendengarkan pelajaran saya dengan baik. 

Yang buruknya lagi, saya tidak bisa menghukum atau menegur kepada mereka yang kurang sungguh sungguh dalam belajar, biasanya saya hukum dengan fush-up ataupun dengan cara yang lainnya yang terpenting dia jera dan tidak melakukannya lagi . saya rasa pembelajaran seperti ini merupakan permasalan besar yang harus di selesaikan . 

Pembelajaran seharusnya bertatap muka dan tidak boleh daring lagi. Saya itu mengajar agar mereka bisa dan mahir dalam berbahasa bahasa arab , mereka mereka tidak fokus terhadap pelajaran . yang pada akhirnya  mereka datang ke Universitas Al azhar seperti kedelai-kedelai yang mendengarkan terhadap obroalan manusia namun tak mengerti terhadap obrolan itu ''begitu lah pendapat beliau.

Dilain waktu saya pernah bertanya kepada guru guru saya yang berpengalaman mengajar diantaranya pakar bahasa indonesia di sekolah saya," bu saya mau bertanya, Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran Daring selama pandemi Corona berlangsung ? ". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun