Mohon tunggu...
Defir Firmansyah
Defir Firmansyah Mohon Tunggu... Staf Tata Usaha -

Bahkan harus berbeda untuk menjadi Istimewa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rayuan Gombal

10 Juli 2017   00:56 Diperbarui: 10 Juli 2017   01:11 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sinilah.. duduklah denganku

Dinda, mari turunkanlah bahumu sejenak.

Kau tampak cantik dengan dagumu yg kau angkat seolah ingin menyamai kepalamu.

Dinda, sudahlah.. sinilah.. duduklah denganku..

Kau tahu, kenapa pelangi ada selepas hujan?

Jalan-Nya memang begitu Dinda, selalu ada bahagia dibalik air mata.

Dinda, sudahlah jangan merajuk, aku hanya makin setia ketika kau mengamuk.

Ufuk barat mulai memerah, seruan-Nya sudah ramah terdengar di telinga.

Sudahlah Dinda, kita hanya makhluk hina yg kita hinakan sendiri.

Kau tak salah Dinda, kita hanya perlu berbenah.

Mungkin mobil mewah bagus untuk Tuan-tuan itu. Tpi mungkin tidak dengan kita.

Dimana kita menyimpanya, dan bagaimana kita merawatnya?

Dindaku sayang.. sudahlah..

Kau lupa?, kasih sayanglah yang menghidupkan kita.

Sudahlah Dinda, sambal ini cukup pedas di Mulut, tapi jangan dengan kedamaian kita..

Dinda.. sudahlah, kau hanya tampak makin indah kala kau marah..

Dinda, sudahlah.. Hari sudah gelap..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun