Sinilah.. duduklah denganku
Dinda, mari turunkanlah bahumu sejenak.
Kau tampak cantik dengan dagumu yg kau angkat seolah ingin menyamai kepalamu.
Dinda, sudahlah.. sinilah.. duduklah denganku..
Kau tahu, kenapa pelangi ada selepas hujan?
Jalan-Nya memang begitu Dinda, selalu ada bahagia dibalik air mata.
Dinda, sudahlah jangan merajuk, aku hanya makin setia ketika kau mengamuk.
Ufuk barat mulai memerah, seruan-Nya sudah ramah terdengar di telinga.
Sudahlah Dinda, kita hanya makhluk hina yg kita hinakan sendiri.
Kau tak salah Dinda, kita hanya perlu berbenah.
Mungkin mobil mewah bagus untuk Tuan-tuan itu. Tpi mungkin tidak dengan kita.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!