KEBON PEDES, SUKABUMI. Jenuh dengan aktivitasnya sehari-hari ditambah minimnya waktu luang bersama keluarga membuat Herman Pelani sang pendiri Fiella Rabbitry ini memutar otak agar bisa menikmati waktu yang ada. Didorong dengan alasan tersebut membuat lelaki 31 tahun ini membuka usaha bisnisnya yaitu berternak kelinci yang dinamakan Fiella Rabbitry.
Bermodalkan ilmu pendidikan bidang peternakan dan pertanian dari OISCA Sukabumi Training Center ini. Serta berawal dari Herman yang memiliki niat supaya bisa menikmati waktu senggang serta memiliki tujuan awal yang lain yaitu untuk memperbaiki gizi keluarganya. Maka, ia memutuskan untuk memulai berternak kelinci.
Fiella Rabbitry adalah sebuah peternakan kelinci yang didirikan oleh Herman yang terletak di Jalan Bojong Galing No.4, Kebonpedes, Sukabumi, Jawa Barat ini berdiri sejak tahun 2014. Di peternakan yang beliau dirikan ini terdapat dua jenis kelinci yaitu kelinci budidaya atau biasa dikenal dengan kelinci ternak dan ada juga kelinci hias. Dalam peternakan ini terdapat berbagai jenis kelinci hias seperti Rex Bulu Karpet, English Anggora, dan masih banyak lainnya.
Kelinci-kelinci yang terdapat dalam Fiella Rabbitry ini memiliki bermacam ukuran mulai dari yang mungil atau berukuran kecil hingga terdapat kelinci yang berukuran raksasa. Fiella Rabbitry sejak berdiri hingga sampai saat ini memiliki banyak prestasi yang cukup membanggakan. Dari prestasi itulah membuat nama usaha ini kian memuncak dan terkenal.
Mulai dari Best oposite breed atau pejantan terbaik under judge Scot Rodriguez, Arba Show by Indonesian Rabbit Society tahun 2016, Double best off breed atau pejantan terbaik under judge Arie Wardhani dan James Goodrich, Arba Show by Kelinci Ganyeng Semarang tahun 2017, Best off breed pejantan terbaik untuk kelinci jenis mini rex  under Judge Melisaa Cafeluu Magee, Arba Show by Kelinci Nunusanta (TMII) 2017, hingga Triple best off breed (jantan) dan triple best oposite breed (betina) under judge Allen Mesick, Michele Perez dan Arie Wardhani, Arba Show by Indonesia Rabbit Society tahun 2018.Â
"Daging kelinci memiliki kandungan lemak yang lebih rendah serta kandungan protein yang lebih tinggi dibanding dengan daging sapi, kambing, ataupun ayam", ucap Herman.
Tak hanya untuk konsumsi pribadi, Peternakan kelinci milik Herman ini juga di distribusikan ke pasar khususnya sektor perdagangan sate kelinci yang mana dalam hal ini yang dijual ialah kelinci jenis budidaya atau ternak.
Sedangkan kelinci jenis hias yang dimiliki Fiella Rabbitry ini selain dijual sebagai hewan peliharaan kesayangan. Kelinci jenis ini juga turut aktif ikut perlombaan kelinci hias. Dari bisnisnya tersebut Herman pun mampu meraih keuntungan sekitar Rp 30 juta per bulan dengan keuntungan bersih sebesar Rp 7 juta per bulan.
Menurut Herman, sebenarnya gampang-gampang susah untuk berternak kelinci. Dibilang gampang karena sistem reproduksinya yang terbilang cepat yang mana dalam dua bulan sekali kelinci sudah dapat bereproduksi dibanding kambing yang membutuhkan waktu 8 bulan serta sapi 1 tahun.
Namun, jika sang peternak adalah orang yang malas maka kelinci pun akan cepat punah atau cepat mati. Sedangkan, jika pemeliharaannya terbilang baik seperti perawatan kandang yang selalu bersih, pakan yang selalu terjaga, serta sang peternak yang selalu memberikan perhatiannya kepada kelinci-kelincinya itu membuat kelinci tersebut senang dan sehat sehingga semakin cepat untuk bereproduksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H