Mohon tunggu...
Defi arianti
Defi arianti Mohon Tunggu... -

NAMA: DEFI ARIANTI PRODI: PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Carmuk, Mujarab Meningkatkan Nilai

11 April 2015   09:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Systemevaluasi di tingkat SLTA mata pelajaran sosiologi khususnya penilaian terhadap peserta didik yang di lakukan penduduk adalah hal yang harus ada dalam pendidikan dan wajib dilakukan untuk mengetahui perkembangan perkambangan dan hasil peserta didik selama dalam proses pembelajaran atau mendidik ke pola yang lebih baih baik ( memanusiakan manusia ). System evaluasi biasanya di lakukan dengan cara menilai sikap peserta didik, kerajinan,dan hsil prosese pembalajaran seperti contohnya hasil dari nilai tugas, keaktifan dalam kelas, hasil Mid, hasil ulangan harian, dan hasil UAS. Terkait dengan hah ini masih banyak juga pendidik saat ini yang memperhatikan dari segi keaktifan dalam menjawab atau bertanya dalam kelas dan peserta didik yang rajin. Mungkin, jika system penilaian di ambil dari segi keaktifan peserta didik itu sangat wajar yang di lakukan oleh pendidik karena tujuan utama dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 siswa di harapkan untuk mampu aktif dan kreatif.

Nah, hal yang belum anda ketahui bagaimana cara agar mendapatkan nilai dari guru atau pendidik anda agar anda mendapatkan nilai yang cukup baik, manjur, dan anda juga akan menjadi bintang kelas?? Anda penasaran? Mari kita buka tipsnya!

System penilaian dari segi kerajinan adalah hal yang wajar pula yang dinilai pendidik untuk menambah nilai peserta didik, kerajinan adalah hal yang penting dalam peserta didik dalam menuntun ilmu. Seperti yang kita ketahui rajin disini berarti tekun dalam mengerjakan tugas, tekun dan menjalani tata tertib, tekun ke sekolah, dan lain sebagainya ( aktifitas yang terjadi atau yang di laksanakan oleh pihak sekolah untuk keamanan dan ketertiban ). Nah ini berdampak terbalik dengan pengertian rajin seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, kesalahan besar yang dilakukan pendidik terutama pendidi yang berada atau mengajar di tempat sekolah yang masih di kategorikan pedesaaan, kesalahan itu yaitu kata ” rajin” yang berarti peserta didik yang rajin cari muka did depan gurunya agar mendapatkan nilai yang cukup tinggi karena tak ada jalan lain yang harus di lakukan oleh peserta didik seperti, peserta didik yang sering ke rumah gurunya atau pendidikyang di lakukan di luar jam sekolah. Seperti ke rumag gurunya untuk bertujuan untuk membantu – bantu gurunya baik dalam pekerjaan rumah tangganya ataupun pekerjaan dari sekolah yang harus di selesaikan atau bahkan ada peserta didik yang sering mengantarakan makanan atau sejenisnya. Bukan berarti guru tidak mampu untuk membeli makanan tetapi peserta didik melakukan tersebut agar terlihat akrab dengan gurunya, tanpa kita sadari itu adalah taktik atau gaya peserta didik yang mencuri hati gurunya…heheheehe cukup di katakana norak’. Ketika hal ini sering terjadi secara berulang- ulang dan guru sudah terjalin akrab dengan peserta didik ini akan berdampak terhadap nilai, wow ini yang di tunggu – tunggu oleh siswa!!!

Dimana guru tidak sungkan- sungkan memberikan nilai yang sangat memuaskan kepada siswanya bahkan siswa akan di jadikan yang terbaik di antara yang baik ( bintang kelas ). Bahkan yang terjadi adalah peluang- peluang akan di berikan kepada peserta didik tersebut. Misalnya peluang- peluang sepertiguru akan mendahulukan pertanyaan kepada peserta didik tresebut. Tetapi dampak positifnya terhadap peserta didikakan ada kemauan untuk mengetahui, belajar dan berusaha bisa menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik dan benar, jika tidak bisa di jawab maka akan timbul rasa malu terhadap teman- temanya yang lain.Akan tetapi dampak negative akan timbul pada peserta didik yang lain maka akan tibul kesenjangan social dan akan terjadi pada peserta didik yang lain yaitu peserta didik tidak akan ada kemauan untuk mengetahui atau berusaha tahu mengetahui jawaban tersebut karena mengandalkan teman yang diberikan peluang atau merasa santai jika guru melontarkan pertanyaaan terhadap peserta didik secara umum. Peserta didik ini akan timbul pikiran “ ah ngapain pusing- pusing cari jawabanya toh juga pasti di jawab sama di ( peserta didik yang di berikan peluang ) ujung- ujungnya pasti dia yang akan di tunjuk untuk menjawab” ( keaktifan dalam kelas ). Jika peserta didik sudah berpikir seperti ini kemungkinan besar peserta didik tidak akan berkembang baik dalam aktif dan kreatif, bahkan akan menyebabakan peserta didik menjadi minder dan rasa tidak kengintahuan akan sangat tinggi. Kesalahan ini tampak tidak di sadarioleh pendidik yang berada pada tingkat SLTA yaitu sering dilakukan oleh guru mata pelajaran khususnya sosiologi atau pada umumnya dan di kategorikan belum bisa dikatakan guru professional.

Seharusnya,sebagai guruuntuk mewujudkan agar peserta didik menjadi aktif dan kreatif makaseharusnya setiap pertanyaan di berikan dengan system menunjuk peserta didik untuk menjawabnya secara merata dan tidak menunjuk hanya peserta didik yang diberikan peluang secara terus menerus atau bahkan untuk mendapatkan jawaban yang pasti, pendidik menunjuk peserta didik yang di kategorikan cerdas, karena merasa bosan mendengarkanjawaban yang tidak pasti dari peserta didik yang lain. Jika ini sering di lakukan oleh pendidik maka dampak yang akan muncul pada peserta didik dalah rasa untuk kemauan untuk untuk berusaha mencari tahu jawaban yang baik dan benar akan tinggi. Ini akan menjadikan peserta didik yang aktif dengan secara keseluruhan tanpa terkecuali dan akan muncul persaingan yang begitu ketat kepada seluruh peserta didik adan akan menjadikan peserta didik untuk aktif dan kreatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun