Tahukah kalian apa itu sastra dan apa saja yang terlibat di dalam sastra? Jika di antara kalian masih belum mengetahui mari kita simak ujaran berikut.
Dalam bahasa sanksekerta sastra adalah alat pengarah.
Sastra adalah sebuah bahasa  dalam kajian sastra di dalam sastrapun tentunya kita akan mempelajari kaidah-kaidah bahasa, tetapi tidak hanya bahasa saja yang dibahas melainkan yang terkait di dalam sastra tersebut salah satunya adalah karya sastra dan adapun jenis karya sastra sebagai berikut :
1. Puisi, adalah suatu karya yang di lontarkan oleh penulis dalam sebuah perasaan atau pikiran yang bisa saja terjadi benar dalam kenyataan ataupun tidak.
2. Novel, adalah suatu karya sastra yang di dalamnya berisi tentang fiksi atau non fiksi cerita.
3. Roman, adalah cerita fiksi yang menggambarkan atau menceritakan dari kehidupan para tokoh secara mendalam.
4. Cerpen, biasanya cerpen berisi tentang khayalan para penulis. Tetapi, bisa jadi juga kisah nyata terkait penulis.
5. Drama, suatu karya sastra yang menceritakan tentang kejadian yang berupa rekaan dari tokoh hingga penokohan.
Ideologi adalah kesatuan pemahaman, teori, atau tujuan dari suatu program sosial-politik. Istilah ini diciptakan oleh Desutt de Tracy (Prancis, 1976) untuk merujuk pada ilmu baru yang mempelajari ide-ide orang, asal-usul mereka, properti dan hukum. Dalam pengertian umum, ideologi menunjukkan gagasan-gagasan yang melandasi suatu sistem filsafat atau pandangan hidup suatu kelompok tertentu.Â
Di kalangan Marxis, ideologi merujuk pada keyakinan tertentu yang dianut oleh kelompok tertentu dan yang dianggap tidak perlu lagi dibuktikan, tetapi justru membenarkan kepentingan kelompok tertentu itu. Di sini, ideologi berarti ideologi yang  berkuasa tetapi dalam arti yang salah dan menyesatkan.Â
Politik diasosiasikan dengan ideologi. Politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara; kasus-kasus yang mencakup taktik dalam pemerintahan negara tersebut atau terhadap negara lain; cara berpikir, strategi.Â
Istilah politik dan ideologi tidak hanya dikenal dan digunakan dalam konteks pemerintahan, tetapi dalam sastra juga sering digunakan oleh seniman untuk mengungkapkan pandangannya terhadap fenomena yang ada.Â
Oleh karena itu, kita mengenal istilah sastra politik dan ideologis, yaitu cara seorang pengarang menyampaikan  pandangannya tentang persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pemerintahan suatu negara melalui Sastra.Â
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra yang bersifat politis dan ideologis telah menjadi momok yang mengerikan, terutama pada rezim Orde Baru, karena secara tidak langsung sastra berpotensi untuk mengungkap korupsi pemerintah dan mengekspos ideologi.
Jadi jika di kaitkan dalam ketiga nya maka akan, karya sastra menjadi sebuah wabah kesadaran, keyakinan serta ide dalam politik dan ideologi. Tetapi, di antara ketiganya merekapun tidak selalu saling berkaitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H