Mohon tunggu...
Defany Haryanty
Defany Haryanty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UIN Imam Bonjol Padang

Tertarik dengan konten-konten dari dokter spesialis kejiwaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Apa Itu Borderline Personality Disorder (BPD)

18 Juni 2023   16:18 Diperbarui: 18 Juni 2023   20:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Self Destructive Behavior (impulsif)
Tindakannya mendadak tanpa berpikir panjang dan biasanya berbahaya. Misalnya self harm, beberapa orang menganggapnya perilaku mencari sensasi ketika sedang  emosi. Tujuannya memindahkan rasa sakit ada sensasi lain sehingga tidak harus merasakan rasa yang tidak nyaman begitu dalam terhadap emosi (bentuk perilaku nya seperti menyayat tangan atau membenturkan kepala ke dinding).

Selain self harm ada juga perilaku yang tidak kasat mata, seperti makan yang sangat banyak, menyetir dengan ugal-ugalan, menggunakan obat-obatan terlarang atau meminum alkohol. Perilaku-perilaku tersebut dalam jangka singkat akan meredakan perasaan, tetapi sebenarnya ini adalah bagian dari tindakan yang impulsif dan juga merusak diri sendiri.

6. Extreme Emotional Swing
Adanya perubahan emosi yang sangat cepat (mood swing). Misalnya dari senang ke kecewa, dari bahagia ke sedih sekali. Mungkin penyebabnya adalah hal-hal kecil dan sederhana, tetapi reaksi emosi nya begitu kuat hingga mungkin akan menggangu orang-orang di sekitar. Atau mungkin muncul kalimat-kalimat yang menghakimi dari luar "kamu kok berlebihan banget sih" yang justru akan memperberat kondisi emosional orang pengidap BPD tersebut.

7. Terus Menerus Merasa Kosong
Biasanya merasa seperti "saya bukan siapa-siapa, ada ruang hampa di dalam diri saya". Perasaan ini mungkin sangat tidak nyaman bahkan ketika mengisi ruang kosong itu dengan makanan, minuman, obat-obatan, alkohol ataupun seks tidak ada yang benar-benar memuaskan.

8. Explosive Anger
Biasanya ada kesulitan menahan dorongan untuk marah. Misalnya ada beberapa kasus melempar barang, menyerang, melontarkan kata-kata yang tidak pantas yang mungkin akan disesali. Kadang kemarahan juga tidak diarahkan keluar tetapi juga kedalam diri.

9. Merasakan Kehilangan Kesadaran Terhadap Realita
Seseorang dengan BPD penuh dengan kecurigaan "orang ini mikir apa ya, dia deketin saya karena apa ya" seperti tidak berada di realita saat ini padahal, mungkin seseorang hanya memberinya tissue. Kadang mungkin melihat seperti space out kesadarannya berkabut, atau mungkin merasa bahwa dirinya tidak berada di tubuh saat itu.

10. Paranoia
Seorang pengidap BPD sering merasa khawatir orang lain tidak menyukai dirinya dan tidak mau menghabiskan waktu bersamanya.

Faktor Pemicu Borderline Personality Disorder

  • Trauma, pernah mengalami kejadian yang mengakibatkan trauma seperti pelecehan seksual, penelantaran sewaktu kanak-kanak, komunikasi yang buruk di dalam keluarga sehingga tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.
  • Genetik riwayat dari keluarga kandung yang menderita borderline personality disorder
  • Kelainan pada otak, memiliki kelainan pada struktur dan fungsi otak terutama pada area yang mengatur perilaku dan emosi. Perubahan atau penurunan fungsi zat kimia pada otak, seperti serotonin, yang berfungsi untuk mengendalikan suasana hati (mood).

Pengobatan Borderline Personality Disorder

Tindakan medis yang paling utama adalah psikoterapi. Salah satunya adalah dialectical behavior therapy (DBT). Didalamnya terkandung latihan-latihan untuk mengelola emosi, mentoleransi tekanan pada dirinya dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Para ahli juga sering mengkombinasikan psikoterapi dengan penggunaan obat-obatan. Apabila gejala yang ditimbulkan cukup parah seperti melakukan percobaan bunuh diri, pengidap BPD tersebut akan direkomendasikan oleh dokter untuk rawat inap.

Borderline personality disorder merupakan gangguan mental yang cukup serius yang perlu ditangani lebih lanjut oleh ahli medis. Borderline personality disorder bukanlah penyakit yang bisa dicegah, tidak ada juga cara yang pasti untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Meski begitu, anda bisa menurunkan salah satu risikonya jika anda pernah mengalami trauma masa kecil, stres, tekanan, sebaiknya mengikuti konseling rutin ke psikolog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun