Mohon tunggu...
Defa Moses
Defa Moses Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Ad Maiorem Dei Gloriam

-

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kontroversi Artificial Intelligence dalam Dunia Seni

23 Februari 2024   09:07 Diperbarui: 23 Februari 2024   09:18 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Selain itu, permasalahan utama yang kerap kali diperdebatkan adalah soal ketergantungan manusia terhadap teknologi. Tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan AI dalam dunia seni akan membuat seniman bergantung pada teknologi dalam proses pembuatan karya seni. Hal ini akan berimbas pada penurunan keterampilan dan keahlian tradisional yang dimiliki oleh seniman. Dalam konteks lain kita telah melihat bahwa kecenderungan modernitas yang ada telah menuntun manusia untuk menjadi ‘tergantung’ pada kehadiran AI dalam dunia seni. Penggunaan AI dalam dunia seni juga dapat menimbulkan kekhawati9ran bahwa AI dapat menggantikan seniman manusia atau menciptakan karya seni tanpa jiwa (Ploin and Eynon 2022). Lantas, “Apakah peranan seniman manusia akan tergantikan oleh AI?”


C. Integrasi Manusia dengan AI sebagai Solusi dalam Pengembangan Dunia Seni 

Pada faktanya, peranan seniman tak akan tergantikan oleh AI. Walaupun AI dapat menciptakan karya-karya seni yang mungkin setara atau bahkan melebihi kompetensi dan tingkat kreativitas manusia, AI tetap tidak akan menggantikan seniman. Pada dasarnya AI hanyalah sebuah alat yang diciptakan untuk mempermudah manusia, hal sama berlaku pada penerapan AI dalam dunia seni yang menjadi titik balik dalam perkembangan dunia seni (Pakpahan 2021). Dave King selaku founder dari perusahaan AI Artificial Labs mengungkapkan dalam interviewnya dengan ABC News bahwa AI hanya dapat membuat apa yang telah mereka pelajari, sedangkan menurutnya, kondisi manusia itu ekspansif, luas, dan membawa perspektif yang jauh lebih dalam dibandingkan AI.

Seniman dapat menggunakan AI sebagai salah satu penunjang dalam proses penciptaan kreatif untuk meningkatkan dan memperluas karya mereka (Sholihin 2023). Dengan demikian. seniman dapat menjadikan AI sebagai alat bantu untuk mencari inspirasi yang akan merangsang proses kreatif baru. Proses kreatif baru yang dimaksud adalah dimana seniman dapat meninjau ulang pendekatan-pendekatan yang diperlukan dalam menciptakan karya seni. Penggunaan AI sebagai alat untuk menciptakan karya seni adalah terobosan baru yang menarik, sebab hasil karya yang diciptakan dinamis dan akan selalu berubah. Ketidakpastian inilah yang memberikan unsur kejutan dan hasil yang menarik.

Oleh karena itu, kehadiran AI dalam dunia seni memiliki manfaat seperti memberikan inspirasi dan komposisi visual baru yang dihasilkan oleh algoritma. Untuk seorang seniman yang menggunakan AI, hal yang menjadi tantangan utama adalah untuk mencitapkan karya seni dengan hasil yang akurat sesuai dengan keinginan, karena pada saat ini, mengontrol hasil dengan akurat menjadi hal penting yang sulit untuk dicapai oleh para seniman. Walau demikian, para seniman dapat memberikan tambahan-tambahan secara manual sehingga karya seni yang diciptakan tidak sepenuhnya buatan AI. Dengan demikian karya seni yang diciptakan memiliki makna dan orisinalitasnya sendiri karena karya tersebut tidak hanya diciptakan oleh AI.

D. Kesimpulan

Modernitas yang muncul saat ini diikuti oleh kemajuan teknologi secara tidak langsung membuat hidup manusia jauh lebih mudah. Kehadiran Artificial Intelligence dalam dunia modern telah memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, tanpa terkecuali dunia seni dan kreativitas.

Penggunaan AI dalam dunia seni kerap kali diperdebatkan oleh banyak pihak. Beberapa menganggap AI sebagai alat yang membuka peluang dan kesempatan baru dalam dunia seni, beberapa yang lain menganggap AI sebagai hambatan yang melunturkan kreativitas seniman dalam dunia seni. Secara garis besar, penggunaan AI dalam dunia seni sendiri itu bagaikan pedang bermata dua. AI dapat menjadi peluang dalam berkarya karena dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi seniman dalam menciptakan karya seni, ataupun dapat menjadi hambatan dalam berkarya karena akan menimbulkan ketergantungan terhadap teknologi.

Namun, daripada berfokus pada mana yang lebih baik ataupun buruk, baik apabila manusia dan AI diintegrasikan menjadi satu kesatuan baru. Melihat peluang dari kolaborasi antara seniman manusia dengan AI, potensi dunia seni dan kreativitas akan lebih berkembang. Kembali lagi pada pernyataan bahwa AI hanya dapat membuat apa yang telah mereka pelajari, sedangkan kondisi manusia itu ekspansif, luas, dan membawa perspektif yang jauh lebih dalam dibandingkan AI. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa kolaborasi antara seniman manusia dengan AI akan menciptakan terobosan dan karya-karya baru yang lebih inovatif. Walau demikian, manusia tetap harus memberdayakan dirinya supaya tidak tergerus oleh perkembangan AI.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun