maaf ya,bu...
maaf ya,pak...
ndak nurut lagi aku...
ndak ngikuti maumu lagi aku...
tapi, pak...bu...
ini ada sedikit pembelaanku..
mungkin bukan kedokteran duniaku...
nggak sanggup aku mengambil tanggung jawab tentang nyawa orang...
mungkin juga bukan ITB tempatku menerima ilmu...
nggak sanggup aku bersaing dengan otak orang-orang encer...
anakmu ini anak bodoh...
pak...bu...
mungkin UM ini tempatku menimba ilmu...
mungkin bukan yang bapak ibu harapkan...
pak..bu...
mungkin DKV ini jalan hidupku...
mungkin bukan yang bisa bapak ibu banggakan...
anakmu ini anak bodoh...
tapi,pak..bu...
ijinkan anakmu ini membela diri...
anakmu ini yakin...
dia sudah ada di jalan yang benar...
bapak selalu bingung kalau nanti aku nggak bisa makan...
ibu selalu bingung kalau aku ini nggak bisa hidup baik...
Pak...bu....
mungkin bukan duniamu aku berdiri sekarang...
mungkin bukan keinginanmu aku berada sekarang....
tapi, aku janji akan kucarikan jalan lain untuk membuatmu bangga....
dan jalan inilah yang sudah terjadi dan kupilih...
aku nggak akan menyerah, pak...bu...
aku nggak akan berhenti sampai membuatmu bangga...
inilah pembelaanku,pak..bu...
aku ini anak yang bodoh...
tapi, aku nggak akan menyerah untuk menjadi pintar...
karena aku tahu, bapak dan ibu tidak akan memaksakan diriku yang keras kepala ini...
sampai aku sadar sendiri...
sudah 20 tahun aku bermain-main...
kali ini untuk selanjutnya, semua hanya untukmu, pak..bu...
akan kuceritakan semua sepak terjangku dan aku janji itu semua akan membanggakanmu..
karena aku anakmu yang pintar...
thanks to seseorang yang menginspirasi...
thanks to semua orang yang memotivasi secara tidak langsung lewat jalan hidup mereka..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H