Bismillah.. Tak ada yang tahu kapan kematian itu datang. Kita hanya diminta untuk mempersiapkan bekalnya. Dan bekal kematian ditentukan oleh sikap kita semasa hidup. Kematian adalah keniscayaan, tapi bagaimana kita mati nanti itu pilihan. “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain,” begitulah sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam. Saya merasa, saya belum menjadi bagian seperti yang Rasulullah sebutkan tadi. Masih banyak pelanggaran yang sering saya lakukan, masih sering merugikan orang lain, masih merepotkan dan belum bisa mandiri. Lantas dimana tempat saya nanti? Saya ngga bisa dengan pede menyebutkan saya adalah ahli surga, walau setiap hari saya mengucapkan salam calon penghuni surga. Tapi adakah yang bisa memastikan? Adakah yang bisa menjamin saya diakhirat nanti? Suatu kali pernah saya dengar pesan seseorang, jadikan setiap lakumu adalah ibadah.. lakukan ibadahmu sebaik mungkin, seakan-akan itu adalah ibadah terakhirmu. Jika saja kita mengetahui kapan kita mati, pastilah saat itu kita melakukan ibadah terbaik kita. Usahakanlah Diy, untuk selalu dalam ketaan-Nya. Takutlah kepada Allah dimana saja engkau berada, apapun yang kamu lakukan, kapanpun.. Yakinlah, Ia selalu mengawasi setiap yang kamu perbuat.. Mei, 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H