Mohon tunggu...
Dees Nabilla
Dees Nabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ekonomi Syariah

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Selanjutnya

Tutup

Money

"Masalah Kemiskinan yang Tidak Ada Habisnya" , Bagaimana Solusinya?

10 Desember 2021   12:26 Diperbarui: 10 Desember 2021   12:59 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah ekonomi  yang paling sering kita jumpai di setiap negara. Kemiskinan ialah keadaan dimana seseorang  atau suatu keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, seperti : pangan (makanan),  sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), pelayanan kesehatan dan pendidikan. 

Kemiskinan ini seharusnya menjadi kasus yang harus diperhatikan dan ditangani dengan sangat serius oleh pemerintah, karena menyangkut tentang kesejahteraan rakyatnya. Hal ini bisa kita bayangkan bila seseorang dalam satu hari saja ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya apa yang akan terjadi? Orang itu akan memiliki masalah dalam aktivitasnya pada hari itu, faktor penyebabnya tidak lain adalah kelaparan. 

Jika hal ini dialami oleh ribuan bahkan mungkin bisa jadi jutaan jiwa di suatu negara. Maka negara tersebut akan jauh dari istilah negara maju.

Penyebab kemiskinan

Permasalahan kemiskinan sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu, baik kemiskinan secara kultural, miskin secara struktural, absolut maupun relatif. Berikut penjelasannya :

  • Miskin secara kultural, yaitu disebabkan oleh budaya-budaya, nilai-nilai luhur, atau sikap malas dalam bekerja dan kurang maksimalnya etos kerja yang dimiliki oleh seseorang. Kemiskinan kultural adalah masalah yang sebenarnya sulit di tangani, karena tidak adanya kesadaran untuk memperbaiki keadaan ekonomi, bahkan di antara mereka sebenarnya telah sadar akan hal ini, namun hal itu terbelanggu oleh apa yang ada di otak, dan apa yang mereka lakukan. Misal: seorang pengangguran tidak ada kemauan atau malas untuk mencari pekerjaan, yang mana ada atau tidak adanya pekerjaan yang dimilki oleh manusia, manusia itu tetap terus mengkonsumsi setiap harinya, sedangkan ia tidak memiliki pendapatan.
  • Miskin secara struktural, yaitu kemiskinan yang didasari oleh status keluarga yang sulit mendapatkan akses pendidikan, pelayanan kesehatan, serta informasi. Kejadian ini menjadi hal yang lumrah di pelosok. Misal : seorang anak di desa A tidak bersekolah dikarenakan keterbatasan biaya yang dimiliki oleh orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani.
  • Miskin absolut, yaitu disebabkan oleh pendapatan yang diperoleh seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang cukup banyak. Misal: seseorang tinggal di perkotaan, namun hanya memiliki upah gaji dari pekerjaannya sebesar Rp 1.500.000, yang mana ia harus memenuhi kebutuhan biaya sewa tempat tinggal Rp 900.000, biaya listrik dan air Rp 200.000, bensin/bulan Rp 250.000, dan sisa hanya Rp 150.000, maka tidak akan cukup untuk orang tersebut memenuhi kebutuhan pangan selama sebulan hanya dengan Rp 150.000.
  • Miskin yang relatif, yaitu Kemiskinan relatif merupakan jenis kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat. Sehingga mengakibatkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan atau bisa dikatakan bahwa seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.

Upaya Islam Dalam Menangani Kemiskinan

 

Islam memiliki pandangan yang berbeda mengenai kemiskinan, dalam Al-quran sering kali disebut kata-kata fakir dan miskin. Yang mana, apabila fakir masih memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam urusan sandang, dan pangan. Tapi miskin tidak memiliki atau sulit untuk mendapatkan fasilitas tersebut (sandang dan pangan), sebagian memiliki potensi tapi kesempatannya sangat rendah sehingga tidak memungkinkan untuk memenuhinya.

 

Sedangkan kemiskinan yang dicantumkan dalam al-quran memiliki dua macam, yaitu kemiskinan secara material dan kemiskinan secara spiritual. Kemiskinan secara material lebih banyak dituliskan di dalam al-quran sedangkan kemiskinan secara spiritual sebagaimana yang tercantum pada surat fathir ayat 15, yaitu :

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

 

“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.”

 

Salah satu makna kemiskinan dalam islam ialah keadaaan dimana manusia tidak dapat atau sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain:Agama, Kesehatan jasmani (jiwa), Intelektualitas atau pengetahuan, Keturunan, Harta.

Cara Islam Dalam Mengatasi Kemiskinan

Yang pertama, Di dalam Al-quran dijelaskan barang siapa yang menyedekahkan uangnya kepada yang membutuhkan maka ia akan menerima ganjaran setara dengan tujuh biji yang mana setiap bijinya seratus bulir. Hal dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan  zakat untuk diberikan oleh delapan golongan, yaitu fakir, miskin, gharim, amil, hamba sahaya, ibnu sabil, mu'allaf, dan musaffir.

Yang kedua, mengentas kemiskinan dengan bekerja. Allah memerintahkan bagi setiap hambanya untuk mencari nafkah. Apabila seseorang telah berusaha dan bekerja keras atas dirinya dan keluarganya, maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya. Mencari nafkah salah satu pahala yang utama selama di dunia selain sholat, membaca Al-Quran, dan bersedekah.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

 

”Dia-lah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” [al-Mulk/67:15]

 

Yang ketiga, lembaga-lembaga perekonomian islam juga  mengadakan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu untuk memenuhi biaya sekolah seperti badan lazismu, baznas dan masih banyak lagi.

 

Dengan disediakannya beasiswa, diharapkan anak-anak di Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal 12 tahun bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. Karena seperti yang kita ketahui pendidikan merupakan salah satu dari banyaknya aspek yang penting untuk meningkatkan pengetahuan, skill, dan minat yang harus dikembangkan di dalam diri seseorang. 

Yang keempat, kepedulian pemerintah mengenai  kasus kemiskinan. Jangan sampai pemerintah bermegah-megahan sedangkan rakyatnya banyak yang kelaparan. seperti yang kita lihat di negera Indonesia ini pemerintah masih belum optimal dalam mengentasi masalah kemiskinan. Masih banyak rakyat Indonesia yang tinggal di gorong-gorong, masih banyak anak-anak ndonesia yang harus putus sekolah. Pertanyaannya adalah apakah para pemerintah Indonesia telah optimal dalam mengatasi hal ini?

Dan yang terakhir ialah kepedulian individu untuk membantu masyarakat yang dikatakan masuk dalam kategori miskin yang ada di lingkungan sekitarnya, agar terlepas dari lingkaran  kemiskinan/kelaparan. Setiap manusia memiliki peran penting di manapun ia tinggal, dalam konteks ini peranan para pemilik kekayaan (aghniyaa) amatlah dibutuhkan,  karena tidak dibenarkan sama sekali daalm islam bermegah-megahan, berfoya-foya di tengah-tengah masyarakat yang kelaparan, berpakaian comping-camping, dan lemah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun