Mohon tunggu...
Achmat Amar Fatoni
Achmat Amar Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Why so Serious?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Seberapa Luas Alam Semesta Kita?

8 Januari 2025   19:08 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ukuran alam semesta (medium.com)

Halo pencinta astronomi! Dalam artikel kali ini, kita akan membahas pertanyaan yang sering muncul: Seberapa luas sih alam semesta ini? Pertanyaan ini memang menarik sekaligus menantang, mengingat luasnya alam semesta masih menjadi misteri yang terus dipelajari oleh para ilmuwan. Yuk, kita bahas bersama-sama berdasarkan data dan penelitian terkini.  

Apa Itu Alam Semesta yang Dapat Diamati?

Alam semesta yang dapat diamati (observable universe) adalah bagian dari alam semesta yang dapat kita lihat, berdasarkan batas kecepatan cahaya. Usia alam semesta diperkirakan sekitar 13,8 miliar tahun, yang berarti cahaya dari objek paling jauh yang bisa kita amati membutuhkan waktu 13,8 miliar tahun untuk sampai ke Bumi.  

Namun, karena alam semesta terus mengembang, jarak sebenarnya dari objek tersebut saat ini diperkirakan mencapai 46 miliar tahun cahaya. Ini membuat diameter alam semesta yang dapat diamati sekitar 92 miliar tahun cahaya.  

Apakah Itu Luas Sebenarnya?

Jawabannya tidak sesederhana itu. Perhitungan di atas hanya mencakup bagian alam semesta yang bisa diamati. Di luar itu, para ilmuwan percaya bahwa alam semesta mungkin jauh lebih besar, bahkan tak terbatas.  

Sebuahr  tim ilmuwan dari Universitas Oxford menemukan bahwa alam semesta setidaknya 250 kali lebih besar dari yang dapat diamati. Artinya, jika dihitung, alam semesta bisa mencapai 7 triliun tahun cahaya!  

Metode Pengukuran Luas Alam Semesta  

Ada beberapa cara yang digunakan para ilmuwan untuk memperkirakan ukuran alam semesta, di antaranya:  

1. Cahaya Latar Belakang Kosmik  

   Mempelajari radiasi gelombang mikro dari Big Bang membantu ilmuwan memahami usia dan struktur alam semesta.  

2. Osilasi Akustik Barionik  

   Gelombang dari masa awal alam semesta ini menjadi alat ukur untuk menghitung jarak dan struktur besar alam semesta.  

3. Analisis Statistik Model Bayesian  

   Metode ini menggabungkan berbagai data pengamatan untuk memberikan estimasi yang lebih akurat mengenai ukuran alam  semesta.  

Bentuk Alam Semesta  

Bentuk alam semesta juga memengaruhi pemahaman tentang luasnya. Berdasarkan data NASA, alam semesta memiliki bentuk yang datar dengan margin kesalahan hanya 0,4%. Jika benar datar, alam semesta bisa saja tak terbatas. Namun, karena usia alam semesta terbatas, kita hanya dapat mengamati bagian kecil dari volume totalnya.  

Berdasarkan perhitungan ilmiah, luas alam semesta jauh lebih besar daripada yang bisa kita amati. Dengan diameter 92 miliar tahun cahaya atau bahkan hingga 7 triliun tahun cahaya, angka ini sudah cukup untuk menggambarkan betapa kecilnya Bumi kita di tengah samudra kosmik yang begitu luas.  

Mari terus eksplorasi misteri alam semesta bersama, karena siapa tahu, kita mungkin menemukan fakta yang lebih menakjubkan di masa depan!  

Sumber rujukan:

1. https://www.britannica.com/topic/observable-universe

2. https://www.space.com/24073-how-big-is-the-universe.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun