Â
Es Durian Iko Gantinyo
A plan gone bad at Mandeh Trip
Pagi menyingsing namun tak kentara karena tertutup hujan deras, di hari berikutnya. Damn. Rencana Sakaw Travelling untuk island hoping Pagang-Pasumpahan atau wisata Mandeh agaknya akan berantakan. Opsi kami adalah berkendara dengan motor di tengah hujan di jalan asing, naik taksi dengan biaya mahal namun nyaman atau membatalkan acara dan tidur. Saya dan Ayu berembuk dan memutuskan mengambil opsi ke 2. Naik Taksi. Betapa sebuah opsi yang luar biasa salah untuk diambil.
Perjalanan dari kota Padang menuju losmen Carlos, pantai Bungus, tempat kami angkat sauh sejauh 56 km. 1,5 jam. Spot tersebut berada di jalur Padang-Painan setelah teluk Bungus. Taksi burung biru yang kami tumpangi berjalan mulus ditengah hujan dan di antara kedongkolan kami menyaksikan argo yang seharusnya dapat kami alokasikan lebih baik. Sedihnya buang-buang uang dalam travelling, but hey, shit happened. Tiba di losmen Carlos, Rp.250.000 keluar dari saku dan kami dengan gontai berjalan ke titik pengumpulan anggota tour.
Dan hari itu memang one of those days in travelling. Cuaca yang kurang baik mengancam keberlangsungan island hoping kami. Waktu keberangkatan ditunda hampir 2 jam. Ha ha ha, kami tertawa getir dengan tatapan nanar. Disana kami bertemu sesama couple traveler dari Jambi. Mereka ternyata sudah datang kemarin dan harus kembali lagi hari ini karena trip kemarin dibatalkan. Hati menjadi semakin gusar. Harus ditenangkan dengan semangkuk Indomie di tepi Pantai.
Indomie telor Pantai Bungus
Legaaaanyaa...
Travelling sering mendatangkan kesempatan bagi saya untuk belajar mengambil keputusan di persimpangan. Travelling juga sering mengajarkan bahwa hidup tidak akan sempurna seperti apa yang kita inginkan. Ketenangan hati untuk menerima itu dan melanjutkan perjalanan dalam setapak yang tidak pasti adalah buah dari perjalanan backpacking yang tentunya dapat diterapkan dalam kehidupan. You will never know what happened along the way, seperti ketika langit membuka dan matahari akhirnya bersinar. Yeaahh. "Thanks God!" ucap kami sembari menari Saman.
Kapal kami akhirnya berangkat membawa kelegaan di hati setiap traveller didalamnya. Sayangnya karena penundaan tersebut, kami tidak dapat terlampau banyak mengunjungi spot-spot indah di wisata Mandeh. Namun hati yang bersyukur adalah hati yang bahagia (dongkol yang terselubung). Sekitar 1,5 jam berlayar, kapal kami berhenti di spot snorkling pertama.
Tingkat visibilitas-nya tinggi dan banyak ikan tropis menari-nari indahnya laut kawasan Mandeh. Sayang terumbu karangnya banyak mati karena ekspolitasi sumber daya laut dan pariwisata yang tidak bertanggung jawab.
Ikan tropis berwarna warni menemani
 Puas menyelam, kami melanjutkan perjalanan dan mendarat di pulau Pagang yang memukau. Finally.