Terkadang saya mempertanyakan tentang sebutan orang tua terkesan dikaitkan dengan kekunoan oleh anak anak, terlebih anak anak zaman sekarang. Anak anak saat ini yang telah terbiasa menggunakan teknologi sangatlah cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, terutama anak anak yang tidak memiliki batasan bermain gaget oleh orang tua.
Anak anak usia sekolah dasar tidak hanya mendapatkan informasi dari televisi ataupun buku, namun mereka telah mampu merambah pada internet. Sebenarnya perkembangan ini adalah hal yang positif, namun jiwa eksploitasi anak anak yang masih tinggi membutuhkan arahan dan pantauan orangtua. Kemajuan zaman yang tanpa didasari dengan pengetahuan yang kuat akan menjadikan kerusakan pada diri seseorang, termasuk dalam pola pengasuhan dimana banyak orangtua yang menjadikan gadget sebagai alat pelipur kerewelan anak saat orangtua sibuk. Memanglah gadget menjadi daya tarik tersendiri bagi anak, jangankan anak anak yang telah memahami cara menggunakannya balita pun juga tertarik saat orang tua bermain gadget dihadapan mereka.
Tidaklah heran jika dulu saat mainan anak rusak, mereka akan mencari orang tua mereka untuk membetulkanya dan saat ini saat gadget orangtua mengalami masalah maka para orang tua akan mencari anaknya untuk meminta bantuan. Orang tua zaman ini akan semakin dikaitkan dengan kekunoan selama mereka tidak dapat lebih melek teknologi sebab saat ini proses pendidikan yang semakin maju dan telah banyak menggunakan teknologi sebagai fasilitasnya.Â
Lalu bagaimana dengan para anak anak, manakah yang benar antara orangtua yang seharusnya mengerti anak ataukah anak yang harus mengerti orangtua? Saat saya membahas ini bersama teman teman, ada yang mengatakan bahwa anak yang harus mengerti orang tua, sebab mereka yang lebih memahami tentang perkembangan teknologi. Namun dalam pendidikan moral, anak anak haruslah ditanamkan sejak dini bagaimana seharusnya bersikap pada orangtua sehingga dapat saling memahami. Disisi lain apabila orangtua tidak dapat memahami aktifitas dan proses pendidikan anak yang berbasis teknologi, maka hal ini akan mengakibatkan kesenggangan hubungan.
Baru baru ini terjadi sebuah kakus siswa SMP gantung diri lantaran kesal setelah bertengkar dengan ibunya sebab si anak bermain gadget terus menerus. Jika melihat dari kasus ini komunikasi menjadi masalah utama, maka pada dasarnya dalam menanggulangi kesenjangan dalam keluarga pada zaman teknologi ini adalah dengan memperkuat ikatan keluarga melalui komunikasi secara aktif.sebelum orangtua memberikan kepercayaan pada anak untuk memiliki gadget pribadi maka seharusnya memberikan pengetahuan dan aturan agar anak lebih bijak dalam menggunakannya. jika mereview kembali tentang banyaknya masalah yang timbul akibat anak yang merasa orang tua mereka ketinggalan zaman dan persepsi buruk orang tua yang seringnya menganggap anak bermain gadget berdampak pada kemalasan dan kebodohan, bersumber dari miss communication antara orang tua dan anak dalam proses pengasuhan.Â
Dalam kehidupan sehari hari, memiliki perbedaan persepsi didalam keluarga adalah hal yang wajar apalagi jika anak anak telah beranjak remaja . karenanya bukan masalah tentang orang tua zaman "old" atau kids zaman "now", bukan masalah teknologi yang semakin canggih atau orangtua gagap teknologi, namun seiring kemajuan zaman seharusnya setiap orang semakin maju dalam berpikir dan memperluas pengetahuan sehingga dapat hidup berdampingan dengan masyarakat luas. Komunikasi aktif adalah cara yang tidak dapat digantikan sebagai penyambung antar individu sehingga tidak menimbulkan kesalah fahaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H