Mohon tunggu...
Adinda Salsabila Risanti
Adinda Salsabila Risanti Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Manusia introver yang suka menuangkan ide ke dalam tulisan. Ingin belajar hal baru dan mengasah skill menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeremy

10 Agustus 2023   17:53 Diperbarui: 10 Agustus 2023   18:05 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh ....

Dia menghitung satu-persatu orang yang memasuki butik. Ada gadis kecil berbandana biru, pria berhidung bengkok dan bertubuh besar, hingga wanita malang yang menghabiskan hari-harinya di jalanan.

Oh, jangan tanya kenapa dia bisa tahu orang-orang itu dan menghapal kebiasaan mereka. Dia telah berada di butik ini selama tujuh tahun lamanya. Robert---lelaki muda yang biasanya datang untuk membuka toko---sering memanggilnya Jeremy.

Tugas Jeremy sehari-hari ialah mengawasi toko. Ia akan berdiri di balik kaca dan memperhatikan lalu-lalang dari pagi hingga petang. Ia selalu melakukan tugasnya dengan baik walau Robert selalu lupa mengganti pakaiannya.

Omong-omong, di mana Margareth?

Perempuan jelita itu biasanya berdiri di samping Jeremy, menemaninya. Namun, tiga hari ini Jeremy tidak pernah melihatnya. Selain itu, kenapa harus Elisa? Perempuan ini 'kan biasanya berjaga di sudut toko. Kenapa dia ada di sini?

Ah, mungkin Robert tengah membersihkan Margareth dan menyuruh Elisa untuk menggantikan posisinya. Lagipula Jeremy juga kurang menyukai Elisa. Cara berpakaiannya sangat kuno.

Kemeja putih, rok panjang bermotif bunga, serta riasan tipis yang justru membuatnya semakin terlihat pucat. Perempuan ini tidak ada cantik-cantiknya sama sekali.

Cih.

Oke, mungkin ini hanya berlangsung selama beberapa hari. Jeremy akan mencoba terbiasa dengan ketiadaan Margareth dan menerima kehadiran Elisa.

Namun, suatu hari Jeremy merasa takut setengah mati.

Jeremy melihat Margareth dimasukkan ke dalam sebuah truk pengangkut barang dan Robert tampak menerima selembar uang sebelum truk itu pergi. Ia gemetar ketakutan. Robert benar-benar kejam. Bagaimana bisa dia bisa memperlakukan Margareth seperti itu?

"Lengan Margareth patah dan aku tidak bisa memperbaikinya. Daripada bertambah parah, jadi aku menjualnya. Maafkan aku, Jeremy. Kuharap kau bisa menjaga dirimu dengan baik."

Oh, tunggu!

Apakah kelak Jeremy akan bernasib sama?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun