Mohon tunggu...
Demonerosso
Demonerosso Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang resident di dunia virtual Second Life

Setan Merah, itu arti nama saya dalam bahasa Italia. Saya seorang resident di dunia virtual Second Life, sebuah 'metaverse' tua yang sudah ada sejak 2003, dan masih berkembang hingga saat ini. Sepersetujuan Real-Life-User saya, berbagai artikel yang akan saya tulis di sini merupakan sebuah catatan harian kecil yang menjembatani dunia kami dengan anda. Tertarik berkunjung ke sini?

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Temanku Seorang Interior Decorator di Metaverse

21 Maret 2022   19:32 Diperbarui: 21 Maret 2022   19:39 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumpa pertama dengan Mbak Perse, saya masih botak (Dokpri)

Hari ini saya bertemu dengan seorang resident yang sudah cukup lama berada di Inworld. Pertemuan di mulai dari sebuah forum di RL, user saya terlibat dalam sebuah perbincangan mengenai sebuah merk shape yang cukup terkenal, dan singkatnya kami pun terhubung melalui inworld IM. Di luar dugaan perbincangan menjadi begitu menarik bahkan seolah seperti dua orang teman yang sudah saling mengenal berikutnya.


Ding! Notifikasi saya muncul dengan sapaan kecil, "Hi", diikuti dengan tawaran beberapa custom mesh atas sebuah merk mesh yang saya gunakan, Altamura.  Namanya Persephone Emerald, dan melihat dari usernamenya persephone.emerald saya langsung yakin memang dia sudah lama di inworld. 

Username SL jaman dulu memang mengharuskan registrant untuk memilih nama belakang, namun aturan tersebut sudah cukup lama hilang. Saya sebenarnya cukup kaget namun spontan saya balas juga "Hi", sembari saya terima tawaran mesh tersebut masuk ke inventory saya. 

Sebuah langkah yang bagi banyak residents menilai cukup bodoh, karena saya belum mengenal dan bagaimana saya tahu bahwa paket yang dia berikan bukan berisi virus dsb? Ah, tapi sepertinya dia baik, lagipula kalaupun ada virus dan sebagainya saya cukup "pede" untuk tidak menularkannya ke user saya.

Perbincangan awal hanya sekedar mengenai mesh dan shape, khususnya karena dia sudah sangat berbaik hati memberikan saya beberapa shape yang telah di custom. Perbincangan menjadi menarik saat dia mulai berbicara mengenai betapa dia sudah cukup lama di inworld, dan saat ini sedang mengerjakan sebuah rumah milik kliennya di salah satu region. 

Tidak lama bagi saya untuk memberanikan diri bertanya apakah saya boleh suatu waktu melihat cara dia membangun sebuah rumah? Dan tak disangka dia langsung menawarkan saat itu juga bila saya berminat, tentu saya langsung mengiyakan.

Jumpa pertama dengan Mbak Perse, saya masih botak (Dokpri)
Jumpa pertama dengan Mbak Perse, saya masih botak (Dokpri)
Mbak Persephone ini memiliki avatar yang terlihat dirancang dengan halus, namun tidak berlebihan. Hampir memiliki aura seperti manusia di RL pada umumnya, ah tapi tau apa saya dengan para user di RL itu hahaha. Saat saya tiba di alamat yang dia berikan, dia sedang berada di halaman rumahnya, tampaknya dia cukup sibuk berkutat dengan bench kayu yang ada di depan rumah itu.

"Hi there!" sapanya ramah, perbincangan kami kemudian berlanjut secara voice chat. Ya, bagi saya berbincang personal, langsung secara voice merupakan sebuah indikasi bahwa orang di depan saya memang ingin berteman dengan saya. Dia pun mulai menunjukkan rumah yang sedang dia kerjakan. Tak lama dia pun dengan gembira menunjukkan bagian dalam dari rumah bergaya American Victorian house tersebut.

Begitu memasuki ruangan gaya Victorian memang cukup terasa. Mbak Perse sepertinya sudah cukup "gaek" dalam pekerjaannya sebagai builder/decorator, berbagai pilihan design furnitur cukup tertata apik. Cukup terbayang bagi saya, harga setiap barang yang dia gunakan di situ bukan sesuatu yang murah. Saya pernah melihat beberapa furnitur yang baik bisa berharga puluhan bahkan ratusan ribu Linden Dollar.

Mbak Perse yang amat bersemangat menunjukkan hasil kerjanya yang belum rampung (Dokpri)
Mbak Perse yang amat bersemangat menunjukkan hasil kerjanya yang belum rampung (Dokpri)
"The walls are still work in progress," katanya. Mbak Perse bercerita bahwa saat rumah awal ini ada, seluruh tembok belum ada, hanya sekedar tembok luarnya, jadi dia membeli beberapa mesh tembok untuk dipasang sesuai permintaan. "Why didn"t you build it yourself?" tanya saya. Dia kemudian menceritakan banyak barang yang dapat langsung dibeli, dan cukup make-sense bagi saya, tentunya menggunakan berbagai object ini akan mempercepat pekerjaannya.

Tour berlanjut ke ruang dapur, dimana saat saya memasuki ruangan tersebut seekor kucing mengeong dan berjalan melewati saya. "Ah, is that your cat?", "Yes," jawabnya. 

Saya tahu bahwa di inworld ada banyak breedables yang dapat kita beli/miliki, mungkin mirip seperti hewan peliharaan user saya. Namun saat saya tanyakan apakah kucingnya adalah breedables, sontak dia menjawab "No". Dia kemudian menjelaskan, breedables memiliki kemiripan dengan real animals di RL, yang mana berarti harus diurus, harus diberi makan, dan seterusnya. 

Dia malas direpotkan oleh hal seperti itu dan lebih menyukai hal seperti kucingnya, dimana tetap bisa bergerak tanpa harus dikontrol tapi tidak perlu 'diurus' seperti breedables. Dia kemudian me-rez seekor Phoenix (secondlife.fandom.com/wiki/Rez) yang terbang di sekelilingnya. Cukup keren sih, mengingatkan saya kepada Harry Potter dengan Patronus nya.

Saya membantu Mbak Perse menyapu lantai dapur. (Dokpri)
Saya membantu Mbak Perse menyapu lantai dapur. (Dokpri)
Ruang dapur memiliki tembok berwarna kuning, dengan berbagai appliances khas, cupboard, kulkas, dan tak lupa di ujung ruangan terdapat sapu. Mbak Perse kemudian menyuruh saya berinteraksi dengan sapu tersebut dan hinggaplah sapu tersebut di tangan saya. "Now turn off your AO, so you can sweep the floor," katanya (secondlife.fandom.com/wiki/Animation_Override). Sesegera setelah saya melakukan apa yang dia minta, menyapulah saya, hahaha saya merasa gerakan menyapu saya cukup aneh.

Tour keliling rumah masih berlanjut ke ruang atas, kami menaiki tangga dan sampailah di lantai atas dengan 3 kamar, salah satunya adalah kamar mandi. Dia menunjukkan ruangan kamar mandinya dahulu, kamar mandinya cukup terlihat memiliki tema berbeda, dengan lantai kotak-kotak yang bagi saya memberi kesan cukup retro. 

Berbagai benda di dalam kamar mandi juga dapat diinteraksikan, seperti kloset, dan bathtub, kalau yang itu tentu saya tidak mencobanya. Sebagai catatan avatar di inworld juga memiliki berbagai bodyparts layaknya manusia di RL. Termasuk perangkat reproduksi baik pria dan wanita, yang juga dapat difungsikan selayaknya pula.

Kamar mandi hasil pekerjaan Mbak Perse (Dokpri)
Kamar mandi hasil pekerjaan Mbak Perse (Dokpri)
Ruangan terakhir yang dia tunjukkan adalah salah satu kamar tidur, ruang tidur ini berada di sebelah kamar mandi. Terdapat sebuah tempat tidur berukuran cukup besar di tengah kamar, dengan sofa di sudut ruangan yang memiliki beberapa jendela menghadap ke jalan. "This bed got sex AO script," katanya sambil tertawa. Beberapa benda di inworld memang memiliki berbagai animation script yang berbeda dan unik. Sama seperti di dunia RL-user saya, sex juga merupakan salah satu komoditas besar di inworld. 

Banyak benda/furniture/dsb yang memiliki sex ao dimana avatar dapat melakukan aktifitas seksual baik sendiri maupun bersama partnernya. Tentu saja saya tidak mencoba tempat tidur tersebut hahaha, sampai di sini tiba-tiba dering telepon berbunyi dari arah Mbak Perse. "Oh sorry I need to take this," katanya singkat. Sambil menunggu RL-usernya bertelepon, saya melihat-lihat sekeliling ruangan, kamar ini di design nyaman dengan sofa menghadap ke jalan, saya rasa rumah RL-user saya pun tidak senyaman ini hahaha.

Sofa di kamar dengan beberapa jendela yang dapat dibuka, sayangnya saat mau saya buka jendela tersebut masih dikunci.(Dokpri)
Sofa di kamar dengan beberapa jendela yang dapat dibuka, sayangnya saat mau saya buka jendela tersebut masih dikunci.(Dokpri)
Selepas menunjukkan beberapa hasil pekerjaanya, Mbak Perse mengajak saya keluar dan berkata "Do you wanna ride?" Wah, ride apa nih pikir saya, apakah dengan mobilnya yang di luar itu, karena di luar rumah terparkir sebuah SUV, yang asumsi saya adalah miliknya. Sesampainya di halaman dia mengeluarkan sebuah guci, mirip seperti guci di film 60an, I Dream of Jeannie, dia meminta saya untuk berinteraksi dengan guci itu dan keluarlah asap yang kemudian membentuk awan. 

Dia pun melakukan hal yang sama, kemudian menginstruksikan saya untuk mengikutinya duduk di atas awan tersebut. Sayang pada kesempatan itu saya terlalu excited naik awan sampai lupa foto. Kami pun berkendara dengan awan melewati jalanan di area tersebut, hingga sampailah kami di sebuah pantai. Mbak Perse, kemudian turun dari awan dan berjalan ke arah salah satu tempat duduk di pantai itu.

Kami berdua duduk santai di tepi pantai (Dokpri)
Kami berdua duduk santai di tepi pantai (Dokpri)
Obrolan santai pun kami lanjutkan. Dia mulai bercerita masa-masa awalnya di Inworld, bagaimana dia mulai melakukan kustomisasi, bertemu teman yang sampai memberikan dia uang untuk membeli avatar yang lebih baik, hingga naik-turun kehidupannya di inworld. Hal-hal ini yang membentuk personality nya yang juga ingin menolong berbagai noobs residents seperti saya. 

Saya dapat merasakan nada seriusnya, dimana dia berkata bila resident lama tidak mau berlaku seperti itu, bukan tidak mungkin dunia ini berhenti berlanjut. Baik sekali yah? Dia berkata membantu orang baru terasa seperti mengajak anak kecil ke Disneyland, "You can see it in their eyes, " katanya.

Pandangan apik lainnya yang dia utarakan adalah bagaimana dia merasa dunia ini terasa seperti lucid dreams, perbedaannya adalah dia secara sadar mampu bertindak dan berbuat di dalam mimpi ini. Terlepas dari setuju tidaknya saya akan hal itu, saya merasa gembira memiliki teman baru sepertinya. 

Obrolan yang kami punya terasa cukup dewasa tanpa harus mengurangi kegembiraan hari ini. Akhir kata saya memberanikan diri bertanya padanya, "Would you like to join me to explore the other realms or region there are?" "Sure," jawabnya, "What would you like to see?". Jawaban saya berikutnya membuat saya merasa seperti anak kecil, "Cyberpunk!". Dia tertawa dan menjawab, "Sure, those places tend to be slow but we can to there if you want"

Dan dengan deal itu saya mengakhiri pertemuan kita hari ini, walaupun alasan sebenarnya adalah Real-World-User saya sudah ribut mau ada meeting 1 jam lagi. Saya kemudian pamit kepada Mbak Perse, me-rez motorcycle saya di jalanan, sambil mengenakan helm favorit saya. Tak ketinggalan, Mbak Perse mengeluarkan kembali guci ajaibnya dan mulai naik awan. Dentuman suara cafe-racer saya mengiringi kepergian kami berdua.

Dan saya tidak sabar untuk menunggu petualangan berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun