Cara pertama : satu carabiner dikaitkan ke tangga besi dan satu carabiner ke tambang baja. jadi setiap kali mau naik tangga besi, carabiner yang di tangga besi dipindahkan ke atasnya.
Cara kedua : kedua carabiner dikaitkan ke kawat baja yang melintang sepanjang jalur manjat, dengan posisi tangan kiri kita memegang tangga besi, sementara tangan kanan kita berada dibawah lanyard carabiner sehingga ketika kita manjat, lanyard dan carabinernya juga ikut terseret naik ke atas. Kawat baja nya ada pembatas nya, jadi setiap kali carabinernya tiba di ujung pembatas kawat baja, carabiner nya di pindahkan satu persatu ke pembatas berikutnya, dan cara tersebut dilakukan terus menerus selama memanjat tebing. Apabila di tengah perjalanan kita lelah dan ingin beristirahat, maka salah satu carabiner di kaitkan ke tangga besi, dan satu lagi tetap dikaitkan ke kawat baja, maka kita bisa bersender ke dinding, duduk di atas tangga besi atai bergantungan di tangga besi dengan lanyard yang akan melindungi tubuh supaya tidak terjatuh karena carabiner sudah terkait di tangga besi.
Setelah memberikan teori, Kang Ajo berbaju ijo yang mungil tapi gesit dan lincah mempraktek-kan teori yang baru saja dia ajarkan dan voila! tampak sangat mudah, sungguh! Saya menjadi semangat dan enggak sabar untuk manjat. Lalu kang Ajo memimpin doa dan kamipun berdoa sesuai dengan agama masing2.  Doa selesai, we’re ready to climb the cliff !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H