Jika dikaitkan dengan pola makan orang Melayu, kami memang bukan penggila cabai seperti suku Minang, tapi tak sekali pun sambal akan absen di meja makan, terhidang bersama lauk pauk lainnya. Meski tak selalu pedas, tapi makan tanpa cabai ibarat makan tanpa garam bagi kami. Hal seperti itu ternyata membawa pengaruh cukup besar bagi perkembangan kesehatan, tanpa disadari. Cita rasa masakan Melayu kurang lebih sama dengan orang Sunda, asin dan pedas. Sayur gulai dengan sambal belacan (terasi) serta lalapan mentah, adalah padanan paling sempurna bagi kami. Ah, jangan lupa segelas besar teh panas sebagai penutupnya, aduhai, surga dunia!
Maka menyiksa diri mengkonsumsi makanan tak enak hanya karena ingin sehat sebetulnya adalah teori paling bodoh yang tak akan pernah saya lakukan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, banyak alternatif untuk menjaga kesehatan, tanpa cara yang repot. Kalau orang pesisir seperti Melayu, sejak dulu bisa melakukannya, masa iya kita yang tinggal di jaman serba maju, kalah? Asal mau mencari tahu, asal pintar mencari cara dan banyak membaca atau bertanya, tak ada yang tak bisa.
Jadi,
biar rumah ‘nak condong, asal gulai lemak. Jangan lupa makan enak!
[Stabat, 30 Januari 2011]
*baca tentang kuliner lainnya di blog SPASI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H