Kapan?
Terlalu banyak. Aku tak ingat semua.
Sebut tiga. Yang paling sesak. Mungkin, tandanya sayang.
Aku tak suka merasa tak tahu apa-apa tentangmu. Cerita tentang beberapa orang yang serasa lebih tahu. Aku cemburu.
Itu satu.
Sama sepertimu, aku pun tak terlalu suka kisah-kisah masa lalu, aku juga punya. Kalau aku cerita, kamu bisa lebih cemburu jadinya. Tapi, tak pernah benar-benar jadi masalah.
Baru dua.
Yang ketiga, sudah. Dalam hati saja.
Kalau kamu begitu terus, kita tidak akan kemana-mana sayang...
Aku. Cemburu. Laki-laki itu. Ah, ini mulai tidak lucu. Cukup, okay?
Kenapa? Laki-laki itu, dia diam disitu. Kamu, dinamis disana.
Kadang, cemburu tidak benar-benar butuh alasan. Aku rasa begitu.
Lain kali kamu harus bilang. Aku nggak tahu, aku bukan cenayang. Paham?
Aku tidak pernah punya masalah mengontrol rasa. Kamu, percaya saja. Sudah. Mengerti?
Mengerti, tapi ini permintaan sayang.. Sebelum kita berdua saling menyakiti tanpa sadar.. Itu culun, tahu?
Ah, wanita banyak maunya. Ya, tidak janji tapi. Kuusahakan. Mudah-mudahan.
Selama nggak bikin perawan ilang, kukira sah saja...