Mohon tunggu...
Dee Dee Sabrina
Dee Dee Sabrina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://insideedee.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dongeng Bertigadipa Bukan Fiksi Belaka

31 Mei 2010   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alkisah tentang tiga orang dara. Dua dara cantik dan satu gadis tampan. Yang dua sudah gak perawan, yang satu lebih suka memperawani (itu yang tampan).

Dara yang paling cantik bernama Sibutarbutar, jangan heran, dia sebenarnya orang Batak. Mukanya mirip orang asing karena entah nenek buyutnya yang mana pernah jadi korban pemerkosaan Belanda, jadi Sibutarbutar mendapat warisan berupa kulit putih dan mata cemerlang, sayang hidungnya pesek.

Dara kedua bernama Sibegobego. Dilihat dari nama sebenarnya menunjukkan bahwa dia bego. Tapi untuk gadis ini pengecualian! Sibegobego adalah seorang gadis (meski tidak perawan) yang cerdas. Berintelektual tinggi dan sudah sarjana, tamatan sekolah candi terbagus pada zamannya.

Dan yang ketiga adalah si dara tampan yang paling cemerlang bernama Sibodobodo. Dia memang tampan dan pintar merayu (iya, dia dara, anda gak salah baca kok!), tapi dia bodoh. Kenapa bodoh? Ya karena ceritanya ini saya, dan saya gak suka membanggakan diri sendiri (aslinya saya jenius, sumpah!). Sibodobodo ini malas kuliah, maunya bekerja saja, tapi orangtuanya memaksa, jadilah Sibodobodo kembali ke bangku kayu dan menuntut ilmu. Sibodobodo sering menyelinap di tengah jam pelajarannya ke simpang tiga rumpun bambu (kok kayak lagu Rama Aipama?). Disanalah dia kemudian bertemu Sibutarbutar dan Sibegobego.

Mereka bertiga kemudian menjadi sangat akrab. Di awal perkenalan sebenarnya Sibegobego dan Sibutarbutar sempat jatuh hati pada Sibodobodo, tetapi setelah mengetahui SIbodobodo adalah seorang perempuan, mereka tidak jadi suka (belakangan baru diketahui keduanya mengalami gejala disorientasi). Ketiganya sering sekali menghabiskan waktu berbincang-bincang sampah di kampung Maya, itu kampung kotakan, di warung kecil bernama Messenger.

Sibegobego sering bercerita tentang pacarnya yang lemah syahwat. Sibutarbutar hobi bercerita tentang musisi dingin yang menarik perhatiannya, dan beberapa lelaki yang mengganggu hidupnya. Sementara Sibodobodo lebih banyak diam dan mendengarkan, sambil sesekali berimajinasi tentang selangkangan.

Pada suatu hari yang tadinya tenang, sampailah kabar ke telinga SIbodobodo yang sedang berada di kampus. Sibegobego datang tergopoh-gopoh, dia berteriak ala India,

"Bodo! Sibutarbutar diculik!"

Sibodobodo yang aslinya jenius langsung berfikir, pasti Sibutarbutar disangka Miyabi!! Makanya dia diculik. Gosipnya oleh si penulis Kambing Jantan. Tapi diklarifikasi melaui Twitter dan blognya, ternyata si Kambing Jantan tidak terlibat dalam rencana penculikan Miyabi sama sekali. Sibodobodo dan Sibegobego memutar-mutar otaknya mencoba berfikir.

Sampailah kepada satu tersangka. Pemuda paling mesum seantero desa. Sang playboy kabel yang dicurigai Homo, sebut saja dia Bunga (bukan nama sebenarnya ; red.). Sibegobego berfikir, mungkin Bunga menculik Sibutarbutar karena dia seksi, dan berharap bisa menyembuhkannya dari penyakit Homoseksualnya. Sibodobodo berfikir, bahwa Bunga bermaksud mengeksploitasi Sibutarbutar dengan merekam video memasak pagi hari menggunakan bikini, ya secara dia mirip Miyabi. Ini pasti ada hubungannya dengan itu. Si bunga itu mungkin mengaku indie, tapi dia sedang skripsi dan butuh biaya besar, ya, pasti motifnya adalah eksploitasi gadis umur belasan demi uang tembaga.

Kemudian setelah melalui proses pengaturan rencana bertahun-tahun, Sibegobego dan Sibodobodo pun menjalankan rencananya "Menyelamatkan si Imitasi Miyabi". Suatu siang ketika Bunga sedang berada di dunia maya. Sibegobego yang cerdas melacak keberadaannya melalui hidung, tercium olehnya posisi pasti Bunga. Dan Sibodobodo yang merupakan mantan atlet Taekwondo pun meringkuk Bunga dengan mudah, tanpa kekerasan pula.

Kronologisnya begini :

Sibegobego datang dan mengancam Bunga untuk meyerahkan Sibutarbutar. Setelah proses mediasi ternyata gagal, Sibodobodo datang dengan membawa dildo karet made in Cina berharga murah. Dugaan warga selama ini benar, si playboy kabel Bunga itu ternyata homo! Mendadak lidahnya terjulur melihat dildo karet yang dibawa Sibodobodo. Sibodobodo bilang akan menghadiahinya dildo itu bila dia memberitahu dimana Sibutarbutar. Bunga menawar, dia minta seorang laki-laki, dia mau yang asli! Sibodobodo tak kehabisan akal, dia bawa seorang pria tampan bernama Andi (ini nama sebenarnya ; red.) dan menyerahkannya sebagai barter. Bunga menerima dengan senang hati, kemudian membawa Sibegobego dan Sibodobodo ke tempat Sibutarbutar disekap.

Sesampainya disana ternyata Sibutarbutar benar dieksploitasi. Dia disuruh merekam acara masak pagi, tapi bukan dengan bikini, melainkan dengan mukena. Sibutarbutar melompat-lompat gembira. Dia senang Sibegobego dan Sibodobodo datang menyelamatkannya. Karena Sibutarbutar tidak suka terlalu lama pakai mukena, dia bilang tidak bisa pamer tato di tangannya.

Akhirnya semua pun berakhir bahagia. Bunga hidup tenang di pojok desa terpencil bersama Andi. Sibutarbutar pun kembali ke kehidupannya sebagai idola, sambil merencanakan operasi plastik agar tidak lagi disangka Miyabi. Sibegobego menemukan solusi untuk pacarnya yang ejakulasi dini, diam-diam dia menyimpan dildo karet murahan tadi. Sementara SIbodobodo yang mendadak tenar karena aksinya sebagai pahlawan, akhirnya berhenti kuliah dan beralih profesi membuka biro jodoh bagi orang-orang homoseksual.

Sibutarbutar, Sibegobego dan Sibodobodo pun terus berteman. Di warung Messenger kampung Maya mereka masih sering berjumpa dan menyampah. Selamanya mereka hidup bahagia sebagai bertigadipa.

Sekian.

Medan, 31 Mei 2010

Cerita diatas hanya fiksi belaka, apabila terdapat kesamaan tokoh dan kejadian, ITU DISENGAJA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun