Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Mediator Urusan Sulit

Akun kedua di Kompasiana. Akun pertama sejak centang biru dihilangkan jadi ga bisa diakses. Perempuan biasa yang demen menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Film Dikejar Dosa, Seremnya Awet Hingga Bertahun

30 Maret 2024   15:35 Diperbarui: 31 Maret 2024   08:58 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dendam Yayah tidak berhenti saat dia meninggal, Yayah menghantui para pemerkosanya. Dalam bentuk muka Yayah menjelma di tiap perempuan yang mereka temui. Ini membuat Jaka dan Asep kehilangan nalar dan mengamuk hingga saling membunuh. Jajang sendiri akhirnya ditemukan mati di danau sementara Dayat sang kekasih yang selalu merasa dikejar dosa akhirnya bunuh diri, loncat dari jembatan tinggi.

Setelah dewasa dan mengingat kembali film tersebut bisa dikata film ini termasuk film yang bagus dalam menggarap tema horror. Kehadiran sosok arwah Yayah sebenarnya lebih didominasi oleh rasa bersalah. Dan para pemerkosa tewas karena rasa bersalah itu bukan karena dibunuh hantu. Hal yang selalu tidak bisa saya terima jika melihat film horror.

Akting para pemainnyapun sungguh natural, sosok-sosok beringas dari pemerkosa bisa diperankan dengan baik oleh Ucok Harahap, Yan Bastian, Hendra Cipta.

Pemilihan seting lokasi juga pas, saya masih teringat salah satu setingnya berada di antara gerbong-gerbong kosong kereta barang. Tiap kali mereka berlari, sosok Yayah bisa menemukan mereka. Tak heran kalau film yang disutradarai oleh Lukman Hakim Nain ini  akhirnya memperoleh Penghargaan Tata Sinematografi Terbaik dari Festival Film Nasional 1975.

Saat ini film horor misteri termasuk film yang digandrungi penonton hingga tak heran banyak diproduksi bahkan disutradarai oleh sutradara-sutradara beken macam Joko Anwar, Rizal Manthovani, Hanung Bramantyo, Jose Purnomo. Namun sayangnya banyak film horor dikemas dengan framing agama. Tentunya, Islam yang jadi sasaran empuknya.

Awalnya saya tidak ngeh akan masalah ini, namun akun @ ariesdimahadi  ( yang sekarang tidak ada ) mengingatkan sembari memperlihatkan sampul-sampul film termaksudnya. Untungnya melalui google, saya menemukan situs GenMuslim yangmenyampaikan hal yang sama dengan menyantumkan sampul film terkait macam yang berjudul Tasbih Kosong, Waktu Maghrib, Jin Qurin dan entah apalagi.

Dok.JawaPos
Dok.JawaPos

Ternyata sinyalemen itu benar saat  MUI melarang penayangan film Kiblat yang akan diluncurkan, seram begitu ucap petinggi MUI membuat saya menyimak kembali poster filmnya hingga mengelus dada, kenapa posisi ruku yang menjadi bagian dari peribadahan 5 waktu umat Islam malah dijungkir balikan begini rupa?

Akhirnya demi film itu tayang, produser film melakukan perbaikan baik dalam penyuntingan film serta perubahan poster.    

Alangkah bijaknya jika para produser film membuat  film horor dengan memahami kearifan budaya yang ada hingga nantinya film jadi sarana hiburan yang mendidik. Macam film Dikejar Dosa, takutnya menahun bijaknya dapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun