Mohon tunggu...
Deean Dee
Deean Dee Mohon Tunggu... -

pembelajar yang suka menulis, berpetualang, membaca, mendengarkan dan bersahabat.. Bismillah.. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tegarlah.. Kau Semakin berkilau..

30 April 2012   17:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat kau merasa.. dunia begitu tak memihakmu..

Merasa jiwa ragamu, lemah papa..

Dan masih merasa, begitu IA tak adil menciptakanmu..



Buka matamu, buka hatimu..

Tajamkan pendengaranmu..

Raba kulitmu..

Kecap lidahmu..

Ayun langkahmu, dan gemulaikan jemarimu..



Masihkah kau merasa IA begitu tak adil??

Masihkah kau merasa dunia tak berpihak??



Bila iya.. sekali lagi..



Tarik nafasmu, teriakkan suaramu..

Menarilah dengan tubuh indahmu..

Bisakah kau rasa udara?

Bisakah kau nikmati merdu nya suara..

Masihkah kau nikmati persendianmu melantun, menari..



Lalu, ketika masih bisa kau rasakan semuanya..

Keluarlah dari balik dinding ketidakberdayaanmu..

Lihatlah disekelilingmu..

Dibawah jembatan-jembatan tak bertuan..

Tak beratapkan genteng-genteng kehangatan..

Tak beralaskan dipan-dipan kenyamanan..



Lihat dengan jelasnya pandanganmu..

Akan kau temui jiwa-jiwa yang seharusnya bisa merasakan kebahagiaanmu..

Mengais kotoran demi mengganjal perihnya rasa lapar..

Memberanikan diri menampakkan wajah legam, demi mendapatkan rasa iba dan perhatian..

Rela berbajukan tambalan, agar tertutup mahkota keindahan..



Padahal mereka sama,

Ingin merasakan indahnya wajah dengan polesan kecantikan..

Rambut dengan beragam gaya, mengesankan..

Baju, berlapiskan warna-warni keindahan..

Jari jemari lentik, lembut gemulai..

Bahkan jilbab, teduh.. menenangkan..



Dan sekarang masihkah kau merasa dirimu tak bermakna..

Sibuk melihat cakrawala yang mengerdilkan jiwa..

Dan menangis atas kekurangan yang IA titipkan..

Sedangkan ditubuhmu, berjuta kenikmatan IA hadirkan..



Bahkan lengkap dengan ayah ibu yang tak henti..

Menguatkan..

Menghangatkan..

Membelai sayang..

Melengkapkan segala kebutuhan..



Teggarlah.. perjuanganmu belum seberapa..

Bahkan kemilaumu membuat iri jiwa-jiwa papa..

Sekarang.. jadilah bidadari dengan segala keterbatasan yang kau punya..

Puncakkan rasa syukur dibalik semua rasa..

Dan jadikan dirimu semakin bermakna..

Hadirmu begitu dirasa..

Dengan uluran cinta dan kasih sayangmu kepada sesama..

Lalu, kemilaumu..

Mengalahkan terik matahari yang menyilaukan..

Dan wangimu, tak terbandingi dengan segala haruman dunia..



Kemilau..

Kemilau..

Kemilau..



Bahkan aku merasakan kemilaumu.. disini.. detik ini..



-Kamar perjuangan-

:: Bagi jiwa-jiwa[khususnya diri pribadi] yang merasa terus kekurangan ::

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun