Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sudah di Bogor, sementara akan jadi pembaca setia kompasiana.. :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dungus Iwul

18 April 2011   18:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu lalu kami menginven tumbuhan di Dungus Iwul. Apakah itu Dungus Iwul, kok namanya aneh bener.. ? Dungus Iwul adalah sebuah kawasan konservasi, lebih tepatnya cagar alam, yang terletak di Kecamatan Jasinga, Bogor. Kondisinya masih lumayan terjaga, meskipun berada di antara perkampungan dan perkebunan sawit. Nama Dungus Iwul memang cukup unik di telinga, diambil dari dua kata, yaitu dungus yang berarti hutan kecil dan iwul yang berarti palem yang tumbuh endemik di kawasan ini. Berikut adalah beberapa jenis tumbuhan yang kami temukan di sana.

Some species of Araceae: Alocasia sp, Homalomena sp. Foto dok pribadi Dewi

Some species of fern. Foto dok.pribadi Dewi

Some species of Piper. Foto dok pribadi Dewi

Dan tentu saja Iwul atau nama ilmiahnya Orania (diduga spesiesnya adalah sylvicola). Foto dok pribadi Dewi

Iwul adalah jenis yang cukup mendominasi di kawasan ini, tak hanya dalam bentuk pohon, namun juga dalam bentuk tiang dan pancang. Di tanah, banyak sekali tersebar bijinya, tak hanya ratusan, mungkin malah ribuan. Semaiannya pun memenuhi permukaan tanah di sekitar pohon induk (dan cukup menyulitkan untuk ditembus saat invent). Untung ga ada seorang pun dari kami yang iseng memakan buah/biji Orania yang jumlahnya berlimpah itu. Dikatakan di sini, buahnya beracun. Jika digoogling, Orania adalah jenis yang endemik, hanya di Indonesia, Singapura dan Malaysia. So, smoga populasi mereka tetap terjaga dan kawasan ini terbebas dari gangguan dan tekanan aktivitas manusia. Selain Orania dan banyak jenis tumbuhan lainnya, kami juga menemukan gandaria, tumbuhan yang menjadi maskot Jawa Barat. Tumbuhan ini endemik Indonesia. Buahnya sering dimakan, dirujak ataupun dijadikan campuran sambal. Bahkan namanya pun diabadikan menjadi sebuah nama kawasan di Jakarta. Selain berbagai tanaman yang potensial untuk berbagai keperluan tersebut, maka kami menemukan beberapa satwa, diantaranya adalah capung ini.

Dragonfly of Dungus Iwul.. Cantik bukan.. Foto dok pribadi Dewi

FYI, capung adalah spesies indikator, penanda kesehatan dan kebersihan air yang ada di lingkungan. Dengan adanya capung di wilayah ini, maka bisa disimpulkan bahwa kondisi air di kawasan ini masih sehat dan bersih. Jadi, kalau hanya ingin mengetahui sehat tidaknya air di lingkungan kita cukup dengan penanda, adakah capung berkeliaran di situ..? Ndak perlu beli teknologi yang aneh dan mahal.  Nah, jadi ketahuan kan, apa hikmah dibalik penciptaan capung.. Kata seorang teman, jasa ekologi capung ini juga dimanfaatkan oleh Singapura dalam pengelolaan airnya. Kalau di Indonesia, ndak tahu ya.. ;) Sayang sekali, pada hari itu, mamalia besar semacam monyet yang biasanya terlihat mondar-mandir tak nampak sama sekali. Mungkin karena kami yang terlalu rame kali ya..

:D
:D

KVT 2010. Foto dok pribadi Dewi

Kawasan konservasi yang luasnya hanya sekitar 9 km ini semoga bisa terus bertahan hingga di masa depan. Menjadi benteng bagi keanekaragaraman hayati dan mendukung keberlanjutan ekosistem ini. (dewi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun