Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sudah di Bogor, sementara akan jadi pembaca setia kompasiana.. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jegog...

29 Juni 2010   09:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:12 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jegog adalah instrumen musik khas Bali, terutama Jembrana, yang terbuat dari bambu. Bentuk fisiknya berupa bilahan setengah bambu yang ditata berjajar. Dibawahnya, terdapat bambu yang utuh namun dilubangi bagian atasnya sebagai lubang resonansi. Walhasil, suara yang dihasilkan pun bergemuruh, rancak, riuh dan menggelegar. [caption id="attachment_1590" align="aligncenter" width="300" caption="Jegog tingklik di desa Pohsanten Jembrana. Foto dok.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_1592" align="aligncenter" width="300" caption="Mencoba jegog yang ukurannya gede banget. foto dok.pribadi"]

[/caption] Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912. Kata “Jegog” diambil dari instrumen kesenian Gong Kebyar yang paling besar. [caption id="attachment_180358" align="aligncenter" width="300" caption="Copas dari http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/files/2009/12/tari-kebyar.jpg"][/caption] Awalnya, kesenian Jegog hanyalah tabuh yang menghibur para pekerja untuk bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia. Dalam perkembangan selanjutnya, jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini mengiringi drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi dari alam dan budaya. [caption id="attachment_180359" align="aligncenter" width="300" caption=" Copas dari http://www.bali-travel-tour.com/jpg-j/Jegog/title.jpg"][/caption] [caption id="attachment_180361" align="aligncenter" width="300" caption="Copas dari http://farm4.static.flickr.com/3018/3092444491_2eb357365b.jpg"][/caption]

Kini, jegog juga telah dikolaborasikan dengan instrumen musik-musik modern seperti biola, keyboard, bas gitar, drum set, harpa, saxophone dan alat-alat musik non gamelan lainnya seperti djembe, tabla, dan sitar Jawa. Di Bali, kolaborasi ini dirintis oleh Nyoman Winda dan diberi nama JES (Jegog dan Semar pegulingan) Gamelan Fusion (JGF). Dan kolaborasi cantik inilah yang ditampilkan di Arda Chandra Art Center 27 Juni 2010 lalu. Semoga dengan cara kolaborasi inilah alat musik ini tetap lestari sampai nanti. (dewi) Bagi yang ingin melihat dan mendengarkannya, mungkin bisa diklik di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun