Mohon tunggu...
Dea Eka Nursafitri
Dea Eka Nursafitri Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswa

Undercontrolled by PMM UMM GARUDA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM UMM Bagikan "Cokit" berisi 'Alat Perang' COVID-19

9 Oktober 2021   19:35 Diperbarui: 9 Oktober 2021   19:40 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari kota Wuhan tepatnya di Tiongkok, virus jenis baru ini telah menyebar ke berbagai belahan negara di dunia yang menyebabkan timbulnya penyakit coronavirus disease 2019 atau yang disebut juga dengan COVID-19. Tentunya, kondisi ini tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja. World Health Organization (WHO) pun juga sudah menetapkan pandemi COVID-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu. Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara, umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemi sendiri adalah sebuah istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu. Pasalnya, istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingginya tingkat suatu penyakit, melainkan hanya memperlihatkan tingkat penyebarannya saja. Perlu diketahui, dalam kasus pandemi COVID-19 ini menjadi yang pertama dan disebabkan oleh virus corona yang telah ada sejak akhir tahun lalu.

Menyikapi penyebaran COVID-19 yang semakin luas, berbagai bidang kehidupan mengambil tindakan penyesuaian. Baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial maupun pendidikan. Di bidang pendidikan sendiri, sekolah sudah menerapkan sistem daring atau pembelajaran jarak jauh (e-learning) untuk mengurangi penyebaran COVID-19 yang dianggap dapat membahayakan kehidupan siswa terutama anak-anak. Masing masing jenjang pendidikan pun mengupayakan berbagai cara agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan secara semestinya. Begitupun dengan program program pendidikan yang lain seperti praktek di lapangan bagi mahasiswa dan kuliah kerja nyata yang wajib dilaksanakan mahasiswa semester akhir. Di Universitas Muhammadiyah Malang sendiri kegiatan KKN diganti dengan PMM atau Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa. Perbedaan KKN dan PMM ini paling terlihat dari anggotanya, jika KKN bisa beranggotakan 20 sampai 30 mahasiswa, PMM hanya bisa 3 sampai 5 mahasiswa saja. Pengurangan anggota ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus dan menghindari terlalu banyak gerombolan. Untuk tempat pelaksanaan biasanya KKN sudah ditentukan, Namun PMM akan mencari tempat pengabdian sendiri dengan syarat terbebas dari penyebaran COVID-19 sehingga disarankan mengabdi di domisili masing masing dan mensosialisasikan informasi mengenai COVID-19.

Mahasiswa anggota PMM UMM Kelompok 41 Gelombang 14 melakukan Pengabdian di Yayasan Panti Asuhan Khodijah Lamongan juga mengedukasi adik-adik tentang COVID-19. "Kami menggunakan metode 2 tahap, yakni tahap pertama membagi informasi dan tahap kedua mengajak serta mempraktekkan informasi yang sudah didapat, seperti contoh kami memberikan materi Antiseptik&Disinfektan lalu besoknya kami mengajak mereka membuat disinfektan sendiri" Ujar Dea Eka Nursafitri Selaku Ketua Koordinator Kelompok 41.

Isi Kit
Isi Kit "COKIT"

COKIT sendiri berarti Anti COVID-19 Kit yang merupakan perlengkapan yang dibuat dengan tujuan untuk menghindari penyebaran COVID-19. Kit tersebut berisikan Antiseptik, Disinfektan, Stainless Straw, Masker, Sabun Kertas dan Buku Saku Praktis "Siap Perangi COVID-19" yang dikemas dalam sebuah pouch. Dea juga menambahkan "Isi kit tersebut kami buat bersama adik-adik seperti sabun kertas dan disinfektan, kami menambahkan stainless straw karena ramah lingkungan, dapat digunakan berulang kali dan mudah dibersihkan sehingga meminimalisir bahaya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik. Tidak lupa juga memberi Handsanitizer sebagai antiseptik dan Buku Saku Praktis yang berisi informasi mengenai COVID-19 yang mana informasi tersebut sudah kami bagikan kepada adik-adik. Jadi harapan kami, pouch ini bisa digunakan dengan baik, karna kami mendesainnya secara praktis sehingga mudah dibawa kemanapun". Senin (4/10/2021)

Dea Eka, selaku Ketua Koordinator membagikan KIt kepada adik-adik Panti Asuhan Khodijah Lamongan
Dea Eka, selaku Ketua Koordinator membagikan KIt kepada adik-adik Panti Asuhan Khodijah Lamongan

Lebih lanjut dirinya mengatakan, walau kit ini dikemas cukup sederhana, namun menurutnya, kit bisa bermanfaat bagi banyak orang sehingga tidak hanya dibagikan ke adik-adik namun juga seluruh staff dan pimpinan pengurus Yayasan Panti Asuhan Khodijah Lamongan karena selain berisi "alat-alat perang" COVID-19 juga dibekali Buku Saku Praktis berisi Informasi tentang COVID-19. Dosen Pembimbing Lapangan PMM UMM Kelompok 41 Gelombang 14 yakni Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep yang menyarankan untuk membuat Buku Saku Praktis tersebut karena akan sangat berguna untuk menambah wawasan tentang COVID-19.

"Dari WHO sudah menyampaikan bahwa virus COVID-19 tidak bisa hilang dalam waktu singkat dan menjadi masalah di seluruh dunia. Oleh karena itu tatanan hidup normal yang baru perlu diterapkan. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan. Sehingga menurut Bu Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku DPL kelompok kami menyarankan untuk informasi-informasi terbaru seperti itu agar dirangkum dalam sebuah Buku Saku Praktis, agar adik-adik lebih faham dan tidak termakan hoax diluaran sana. Jadi kami mengikuti saran beliau untuk membuat Buku Saku Praktis dan mengemasnya dalam sebuah Kit Anti COVID-19 bersama dengan Disinfektan dan sabun kertas yang kami buat bersama adik-adik juga stainless straw, masker dan Antiseptik" tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun