Mohon tunggu...
Dee Shadow
Dee Shadow Mohon Tunggu... -

Esse est percipi (to be is to be perceived) - George Berkeley

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjawab Pertanyaan "Apakah SNSD Simbol Seks?"

3 Agustus 2017   10:17 Diperbarui: 7 Agustus 2017   05:41 3411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memprihatinkan. Belum lama menulis tentang seorang penceramah agama yang tersandung persoalan, sekarang menulis kembali seorang psikolog terkenal yang tersandung persoalan karena pernyataan  beliau di media sosial yang menyebutkan bahwa SNSD adalah simbol seks. Girl's Generation atau lebih dikenal dengan SNSD adalah girlband nomor satu Korea Selatan yang akan menghadiri acara countdown Asian Games tanggal 18 Agustus depan. Berita terakhir menyebut beliau sudah minta maaf.

Terlepas dari itu semua, yang menarik dan akan dibahas di sini adalah pernyataan bahwa SNSD adalah simbol seks dengan mengubahnya menjadi pertanyaan hipotesis "Apakah SNSD adalah simbol seks?". Dalam menjawabnya, metode etimologi atau ilmu perkembangan bahasa akan digunakan, ditemani dengan pembahasan filsafat idealisme (filsafat penangkapan fenomena yang menjadi ide atau kumpulan ide).

Simbol yang diartikan sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dari symbol tampaknya tidak mengalami perkembangan yang berarti, berbeda dengan seks yang  berasal dari sex yang memiliki dua arti: 1) salah satu dari dua kategori (laki-laki dan perempuan) yang  membagi manusia atau sebagaian besar makhluk hidup lainnya berdasarkan fungsi reproduktif, fakta yang masuk dalam slah satu kategori ini, kelompok dari salah satu kategori ini. 2. Aktifitas seksual, terutama berhubungan badan (sexual intercourse), alat kelamin, yang tampaknya mengalami perkembangan.

Seperti sudah diduga dan diperkirakan, persoalan terkait simbol seks muncul karena ada perbedan atau pergeseran makna dari makna semula. Simbol seks (sex symbol) dikenakan pada seseorang yang nyata atau fiktif karena memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Dalam sejarahnya istilah ini muncul pada tahun 1950an terutama dimulai pada dunia hiburan. Nama-nama seperti Marilyn Monroe, Brigitte Bardot, dan Raquel Welch disebut sebagai simbol seks diantara nama-nama yang lain. Dalam perkembangannya, aktor-aktor terkenal seperti Clark Gable dan James Dean berada di dalam deretan nama-nama aktor lainnya.

Saat ini, nama-nama yang disebut sebagai simbol seks semakin banyak dan meliputi beragam profesi. Nama-nama seperti Tom Cruise, Meryl Streep, Michael Keaton, Ben Affleck, Julia Roberts, Justin Bieber berada dalam daftar  panjang aktor atau aktris yang layak disebut simbol seks. Ada juga nama-nama musisi seperti Axl Rose atau Sting. Dalam rilis 25 simbol seks terseksi, situs Rolling Stone bahkan memasukkan politisi Justin Turdeau yang sekarang menjabat PM Kanada.

Tentu saja kelayakan itu adalah subyektifisme pewarta dunia hiburan dalam menentukan siapa saja yang pantas disebut memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Jika Anda membayangkan model seksi seperti Kate Upton dalam, maaf, balutan bikini kemudian Anda menyebut dia sebagai simbol seks, Anda tidak salah. Tetapi jika ada seseorang rekan perempuan Anda yang menyebut Cristiano Ronaldo sebagai simbol seks, dia juga tidak salah meskipun Cristiano Ronaldo lebih dikenal orang sebagai pemain sepakbola.

Atau jika saya menyebut Angelina Jolie sebagai simbol seks karena keseksian bibirnya pun, saya dalam pemaknaan ini tidak keliru. Ironisnya dalam beberapa kasus,  mungkin aktris/aktor yang bersangkutan akan merasa jengkel (Christian Bale dalam sebuah artikel menyatakan kejengkelannya disebut simbol seks) karena mungkin saja yang bersangkutan ingin dinilai berdasarkan karyanya, bukan penampilan fisik.

Tetapi khusus bagi kaum hawa bayangkan tubuh Christian Bale yang dibalut dengan kostum Batman ditambah ketampanan wajahnya, dan pikirkan kata "simbol seks". Apakah Anda merasa ada persoalan moral di sini? Sama seperti ketika Anda membayangkan teman Anda yang paling tampan atau cantik di kelas atau kantor Anda? Apakah Anda merasa melakukan pelanggaran moral ketika terlintas dalam benak Anda, simbol seks? Atau Anda merasa bersalah ketika melihat wajah Anda yang cantik/tampan di cermin?

Jadi dalam pemaknaan ini, SNSD bisa disebut sebagai simbol seks karena tidak bisa dipungkiri dan jelas terlihat bahwa tubuh langsing, wajah cantik dan kulit bersih mereka adalah daya tarik seksual yang tinggi. Tetapi tidak ada persoalan moral di sini karena dalam pemaknaan yang longgar ini simbol seks bisa dibawa ke wilayah yang tidak berhubungan dengan moralitas. Menyebut SNSD sama dengan menyebut, katakanlah, Hugh Jackman. JIka ada persoalan moral dalam  pemaknaan ini, tentu saja kita tidak bisa melihat Wolverine beraksi di bioskop.

Dan dalam wilayah daya tarik seksual yang tinggi  inilah atribut simbol seks bisa dikenakan pada seseorang atau girlband dalam kasus ini. Dan ini tidak berlaku pada seseorang yang memiliki jenis kelamin yang sama dengan si simbol seks. Contohnya ketika fans SNSD adalah perempuan (dan tampaknya kebanyakan memang perempuan), pengenaan atribut simbol seks jelas akan kehilangan legitimasinya. Yang ada mungkin, katakanlah, simbol kemandirian perempuan.

Persoalan muncul ketika makna itu bergeser. Pergeseran  itu membuat simbol seks memiliki makna seseorang yang mewakili tindakan atau perilaku seksual  yang tidak senonoh atau tidak pantas, dalam kasus  ini tindakan atau perilaku seperti itu  dalam dunia hiburan.  Perhatikan bahwa pemaknaan yang longgar dan bahkan dalam perkembangannya kehilangan makna seksual dalam pemahaman "pamer tubuh" mengalami penyempitan makna.

Pemaknaan seperti ini bisa dipahami dari bagaimana kultur timur menempatkan kata "seks". Kata seks adalah perkataan tabu dan bisa dengan cepat dihubungkan dengan ketidakpantasan perilaku moral. Bahkan dalam pengertiannya yang kedua. Sesuatu yang tabu untuk diperbincangkan luas, tetapi penting dalam mempertahankan keberlangsungan sistem sosial. Seperti Anda tidak boleh membahas nasi secara luas, tetapi Anda tidak bisa hidup tanpa nasi. Bagaimana Anda bisa memperoleh nasi yang lebih bagus? Anda tidak sedang berpikir nasi yang lebih bagus datang sendiri kan?

Dan dalam pemaknaan inilah sumbu mulai nyala (atau dinyalakan?). Sumbu petasan rentengan yang suaranya memekakan telinga dan seperti tidak mau berhenti. Dan petasan itu bersumber pada penyempitan makna yang tampaknya menjadi pemaknaan umum di sini (Bahkan fans SNSD berang idola mereka disebut simbol seks yang menguatkan bukti adanya keseragaman pemaknaan pada kedua belah pihak) ditambah lagi, jika tidak bisa dikatakan diperparah, oleh teriknya matahari kultur media sosial online. Sama seperti sikap orang yang kaget ketika melintasi tempat petasan rentengan tadi, ruang-ruang media sosial segera dipenuhi dengan umpatan dan hujatan.    

Jadi apakah dalam pemaknaan yang sudah bergeser ini SNSD bisa disebut simbol seks? Titik beratnya akan berada pada pemaknaan simbol yang memiliki makna perwakilan yang dalam kasus ini harus dimaknai selektif.

Pertama Anda bisa membuat daftar panjang girlband Korea Selatan dan membandingkan penampilannya. Anda bisa membandingkan SNSD dengan katakanlah Laysha atau Switch. Kemudian dengan bekal informasi ini, Anda bisa menentukan siapa yang layak disebut simbol seks. Menurut saya jawaban tas pertanyaan hipotesis di atas adalah bukan. Tapi silahkan Anda lakukan sendiri supaya Anda lebih yakin.

Tetapi ingat kita tidak bisa memposisikan diri kita sebagai kelompok dalam. Apapun hasilnya kita adalah kelompok luar dan persepsi yang kita peroleh setelah menangkap fenomena seperti katakanlah Laysha tentu saja berbeda dengan apa yang kelompok dalam tangkap. Jika Laysha tidak pernah mendapatkan pelarangan pentas, berarti kelompok dalam memiliki kode yang berbeda untuk menentukan ketidaksenonohan.

Jadi  mana yang benar? Ukuran kita atau mereka? Inilah relatifisme. Bahwa perbedaan itu ada tidak  bisa disangkal.  Yang dibutuhkan kemudian adalah memasukan perbedaan-perbedaan itu dalam cakupan kategori imperatif sebagai dasarnya karena kita adalah manusia dan mereka adalah manusia. Pembicaraannya akan masuk ke metafisik. Kenjlimetan metafisiklah alasan saya untuk cukup menjelaskannya sampai di sini saja.

Bagaimana jika ada seseorang yang tidak memiliki kelengkapan informasi sehingga tidak bisa melakukan perbandingan untuk memenuhi kebutuhan selektif?. Apa yang dia tangkap (fenomena SNSD) akan berhubungan dengan ide-ide dalam pemrosesan kognitif dia. Dan ketika tidak ada ide pembanding bahkan dari wilayah lokal seperti goyang dangdut koplo misalnya, bisa saja gerakan tubuh SNSD dimaknai sebagai simbol seks dalam pemaknaan kedua ini.

Jadi dalam konstruksi idealisme seperti di atas, SNSD bisa disebut simbol seks. Tentu saja bagi dia! Komunitas sosial yang lebih luas bisa membentuk persepsi yang sama jika tidak ada informasi pembanding, atau justru memiliki persepsi yang jauh berbeda ketika komunitas yang lebih luas, katakanlah, memberikan kelonggaran untuk goyangan dangdut koplo.

Perbedaan persepsi kognitif untuk individu yang berada dalam komunitas sosial terakhir berarti pengingkaran atau kekacauan kognitif karena individu tersebut harus tetap berpendapat gerakan tubuh SNSD adalah simbol seks sedangkan dia memiliki pembanding yang seharusnya membuat gerakan tubuh SNSD kehilangan legitimasinya sebagai simbol seks.

Kekacauan kognitif ini tampak bisa  diselesaikan dengan membuat daftar panjang simbol seks dan memasukkan semua persepsi yang dimaknai cocok dan memenuhi persyaratan simbol seks. Seperti ketika Anda ditanya siapakah simbol musik rock? Anda memasukkan semua entitas yang memiliki atribut musik Rock, bahkan mungkin band Rock lokal di kota Anda, katakanlah namanya Super Rock. Bagaimana Anda bisa menaruh Super Rock bersama dengan Metallica, Led Zepellin, atau Deep Purple? Bukankah dengan melakukan ini Anda sudah kehilangan makna simbol?

Pergeseran pemaknaan simbol seks ketiga berada pada makna seks yang kedua. Hubungan seksual (sexual intercourse). Dalam kasus ini hubungan seksual dalam wilayah hiburan. Sama seperti struktur untuk pemaknaan kedua. Andaikata Anda memiliki sedikit informasi saja tentang SNSD, bahwa mereka adalah girlband yang sebenarnya cukup "sopan" di antara girlband lainnya. Apakah SNSD adalah simbol seks? Apakah scorpion tank MBT? Apakah BB King musisi heavy metal? Apakah bumi datar?  ABSOLUTELY NOT.

Informasi lainnya, katakanlah jika Anda mengenal  "MO" atau "SL" (meskipun konon mereka berdua sudah "pensiun") akan menegaskan ketidaklogisan memberikan atribut simbol seks dalam makna ketiga ini untuk SNSD.

Bagaimana jika ada seseorang yang tidak memiliki kelengkapan informasi sehingga tidak bisa melakukan perbandingan untuk memenuhi kebutuhan selektif dengan pantas? Katakanlah dia menemukan secarik sobekan majalah dengan foto SNSD dalam pose mereka  yang paling seksi tanpa ada informasi satu pun mengenai SNSD sedangkan dia sudah memiliki ide AV idols. "Mereka itu sama saja" dari seorang teman yang sama-sama tidak tahu bisa memberikan kecukupan informasi untuk memasukkan SNSD dalam pemaknaan ketiga. Tentu saja saya ulangi, bagi dia saja!   

Di wilayah ketidakcukupan informasi ini lah, kabar yang tidak jelas kebenarannya atau sama sekali keliru atau yang sekarang kita kenal dengan hoax bisa bergerak liar dan membentuk "realita" karena ide itu ada. Apakah seekor Pegasus itu ada? Ada dalam bentuk realita ide yang memiliki sumber-sumbernya yang berasal dari realita tanpa tanda kutip. Apakah "realita" itu bisa dipahami seperti realita tanpa tanda kutip, masih menjadi perdebatan Fenomenologi Husserlian.   

Jika Anda bertemu dengan seseorang yang ngeyel bahwa SNSD itu adalah simbol seks (dalam maknanya yang sudah bergeser) atau mereka tidak pantas sebagai pengisi acara karena alasan nasionalisme, meskipun Anda sudah capek-capek memberikan bukti, "realita" dalam pemikirannya memang menuntun dia untuk percaya bahwa itu benar. Teringat ungkapan "seringkali kita hanya ingin mempercayai apa yang kita ingin percayai saja."

Jadi bagaimana menurut Anda, "Apakah SNSD simbol seks?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun