Informasi lainnya, katakanlah jika Anda mengenal  "MO" atau "SL" (meskipun konon mereka berdua sudah "pensiun") akan menegaskan ketidaklogisan memberikan atribut simbol seks dalam makna ketiga ini untuk SNSD.
Bagaimana jika ada seseorang yang tidak memiliki kelengkapan informasi sehingga tidak bisa melakukan perbandingan untuk memenuhi kebutuhan selektif dengan pantas? Katakanlah dia menemukan secarik sobekan majalah dengan foto SNSD dalam pose mereka  yang paling seksi tanpa ada informasi satu pun mengenai SNSD sedangkan dia sudah memiliki ide AV idols. "Mereka itu sama saja" dari seorang teman yang sama-sama tidak tahu bisa memberikan kecukupan informasi untuk memasukkan SNSD dalam pemaknaan ketiga. Tentu saja saya ulangi, bagi dia saja!  Â
Di wilayah ketidakcukupan informasi ini lah, kabar yang tidak jelas kebenarannya atau sama sekali keliru atau yang sekarang kita kenal dengan hoax bisa bergerak liar dan membentuk "realita" karena ide itu ada. Apakah seekor Pegasus itu ada? Ada dalam bentuk realita ide yang memiliki sumber-sumbernya yang berasal dari realita tanpa tanda kutip. Apakah "realita" itu bisa dipahami seperti realita tanpa tanda kutip, masih menjadi perdebatan Fenomenologi Husserlian. Â Â
Jika Anda bertemu dengan seseorang yang ngeyel bahwa SNSD itu adalah simbol seks (dalam maknanya yang sudah bergeser) atau mereka tidak pantas sebagai pengisi acara karena alasan nasionalisme, meskipun Anda sudah capek-capek memberikan bukti, "realita" dalam pemikirannya memang menuntun dia untuk percaya bahwa itu benar. Teringat ungkapan "seringkali kita hanya ingin mempercayai apa yang kita ingin percayai saja."
Jadi bagaimana menurut Anda, "Apakah SNSD simbol seks?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H