Mohon tunggu...
Dee Shadow
Dee Shadow Mohon Tunggu... -

Esse est percipi (to be is to be perceived) - George Berkeley

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menelaah "Masyarakat-lah yang Salah, Bukan Sonya"

10 April 2016   15:46 Diperbarui: 10 April 2016   19:37 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi mengingat tulisan terakhir, dalam konsep moral benar-salah harus ada. Apakah cara menyampaikannya itu justru tidak bermoral itu persoalan lain. Mengutip Hume, kesan (impression) terhadap fenomena yang sifatnya langsung (live) harus menampilkan tidak nyaman atau nyaman atau katakanlah jika dihubungkan dengan moral, benar atau salah. Kesan itu akan diproses dan menjadi ide (idea). Dalam ide inilah yang selalu terhubung dengan kesan berlangsung proses internalisasi yang melahirkan keyakinan akan nilai benar-salah atau moral.

Sangatlah aneh jika pernyataan-pernyataan bijak “dia tidak salah yang salah masyarakatnya, sistem pendidikannya, sistem hukum, sistem politik dan sistem-sistem lainnya” menghilangkan konsep kesan yang langsung terhadap sebuah fenomena pertama yang seharusnya dalam konsep moral yang logis harus mengisyaratkan kode awal benar-salah sebelum menghubungkannya ke fenomena kedua dalam ide. Jika tidak logis berarti keliru, tidak terstruktur.

Lemahnya struktur ini biasanya kemudian dilarikan ke konsep metafisik deitas transenden dengan mengatakan “Yang berhak menilai benar-salah itu Tuhan, bukan manusia”. Bersembunyi di balik misteri Ilahi adalah cara yang lihai untuk menyembunyikan ketidaklogisan struktur. Coba pembaca bayangkan semua narapidana kemudian memiliki peluanga berkata, “Saya tidak bersalah karena yang berhak menentukan benar-salah bukan hakim, tetapi Tuhan.” Dan perdebatannya akan masuk dalam wilayah metafisik transenden yang akan sangat melelahkan dan oleh sebab itu tidak dibahas di sini.

Sekali lagi benar-salah harus ada karena moral tidak akan ada tanpa adanya benar-salah. Tetapi penyampaian ide untuk mengatakan sebuah tindakan salah juga harus dilakukan dengan cara yang bermoral juga.

Keterangan: Artikel ini sebuah pembahasan filsafat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun