Imannuel Kant pernah menulis surat kepada salah satu siswanya yang patah hati karena hubungannya dengan kekasihnya retak karena dia telah mengungkapkan sesuatu yang dulu disembunyikan. Â Satu paragrafnya berbunyi seperti ini:
Ketika perubahan sikapmu sudah kamu tunjukkan kepada kekasihmu, hanya waktu yang kamu butuhkan untuk menghilangkan, sedikit demi sedikit, kemarahannya yang memang ada benarnya dan mengubah dinginnya sikapnya menjadi cinta yang lebih kuat. Jika ini tidak terjadi  maka hangatnya perasaan kasihnya dulu lebih karena hal-hal yang bersifat fisik bukan moral dan hal seperti itu akan cepat menghilang . Ketidakberuntungan yang sering kita temui di hidup ini dan jika kita benar-benar bertemu dengannya, kita harus menghadapinya dengan kesabaran. Karena nilai kehidupan, sejauh kenyamanan yang kita peroleh dari orang lain, seringkali dilebih-lebihkan.
Waktulah yang akan membuktikan apakah persoalan yang muncul itu akan selesai atau tidak dan apakah hubungan lebih bersandar pada fisik atau nilai-nilai moral. Dan jika hanya bersandar pada fisik, dasar seperti itu sangat rapuh. Dan jika seseorang yang sebelumnya terlena dan mabuk karena persepsi yang berlebihan tentang cinta haruslah melengkapi dirinya dengan kesabaran dan ketabahan. Setidaknya itu menurut Kant.
Tetapi ada yang kurang. Kant tidak menyebutkan (setidaknya dari penafsiran penulis dari isi keseluruhan surat Kant) pentingnya perenungan dan upaya keras dialektik untuk memahami hubungan antara wujud (seseorang sebagai eksistensinya) dengan wujud lain dalam bingkai universalitas kemanusiaan. Yang menarik pada bagian awal surat Kant menyampaikan bahwa surat siswanya tersebut dibuat dari hati yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kebaikan dan kejujuran (atau potensi nilai-nilai jika dihubungkan dengan konsep kemunculan baik-buruk Kant di Religion Within the Limit of Reasons).
Andai saja muridnya benar-benar merenungi surat Kant tetapi, sayangnya, pada tahun 1803, siswanya tersebut akhirnya bunuh diri.
 (Artikel ini adalah pembahasan filsafat tentang cinta. Bukan artikel motivasi. ) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H