Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Perempuan dalam Transisi Energi, Sederhana Namun Bermakna

20 Juni 2024   20:16 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi ramah lingkungan | dokpri

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menghadiri blogger gathering dari sebuah perusahaan yang bergerak dalam teknologi panel surya. Ada dua pembicara yang hadir, keduanya perempuan. Satunya menjabat sebagai manager RnD, sedangkan satunya lagi manager operasional. 

Dua perempuan tersebut bercerita tentang bagaimana PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam skala rumah tangga, industri, hingga di sektor transportasi. 

Saya terkagum. Dua perempuan hebat ini punya andil dalam terciptanya transisi energi. Hal yang patut diapresiasi, sebab selama ini seringkali perempuan menjadi kaum marginal jika membicarakan soal transisi energi. 

Padahal, dalam kehidupan sehari-hari perempuan sangat bergantung dengan energi. Pekerjaan perempuan yang lebih banyak di sektor domestik, sangat berhubungan erat dengan energi yang digunakan. Semakin efisien energi yang digunakan, semakin cepat tugas-tugas domestik itu selesai. 

Oleh karena itu, sudah saatnya perempuan terlibat aktif dalam proses transisi energi. 

Jika dua narasumber di atas adalah perempuan hebat yang berkecimpung di sektor energi, bagaimana dengan saya? Apakah bisa saya yang seorang ibu rumah tangga ini mengambil peran dari proses peralihan energi fosil menuju ke energi baru terbarukan (EBT)? 

Mengenal Transisi Energi

Transisi energi | deestories
Transisi energi | deestories

Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional IRENA, istilah transisi energi mengacu pada peralihan sektor energi global dari sistem produksi dan konsumsi energi berbasis fosil termasuk minyak, gas alam, dan batu bara ke sumber energi terbarukan seperti angin dan surya. 

Transisi energi ini sangat penting untuk dilakukan. Selain karena terbatasnya bahan bakar fosil, tentu juga dengan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan. Tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, penggunaan energi fosil yang menghasilkan emisi karbon juga mengancam kualitas hidup manusia itu sendiri. 

Transisi energi di Indonesia memiliki tantangan dan peluang. Dari sisi tantangan, keterbatasan modal dan sumber daya menjadi penghalang Indonesia dalam melakukan transisi energi. 

Namun, di satu sisi Indonesia memiliki peluang yang besar dalam proses peralihan energi ini. Sumber energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah. 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya energi terbarukan (renewable energy) paling melimpah di dunia dengan total potensi sebesar 441,7 GW. Namun, pemanfaatannya belum optimal yaitu baru sekitar 11,2 GW atau hanya 2,5 persen (data per Januari 2022 dari Kementerian ESDM). Posisi dan kondisi geografi serta geologi Indonesia juga sangat kondusif untuk dapat mengoptimalkan 208 GW tenaga surya, 75 GW tenaga air, 61 GW tenaga angin, 33 GW bioenergi, dan 18 GW energi laut.

Indonesia menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) dapat mencapai 23 persen dalam bauran energi nasional tahun 2025. Namun, hingga tahun 2022 realisasi bauran EBT baru mencapai sekitar 12 persen, atau tidak mencapai target yaitu sebesar 15,69 persen dari bauran energi nasional.

Peluang ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat Indonesia. Seharusnya Indonesia bisa mengusahakan terwujudnya transisi energi adil. 

Transisi Energi Adil Bagi Semua

Transisi energi adalah tujuan bersama yang harus diusahakan. Seyogyanya, semuanya bisa terlibat dan mengambil manfaat dari peralihan energi ini. Tak ada lagi yang ditinggalkan, termasuk perempuan. Proses peralihan energi ini harus berkeadilan, terutama bagi kelompok rentan. 

Inilah yang sedang diusahakan oleh Oxfam. Sebagai sebuah organisasi nirlaba, Oxfam berfokus pada kolaborasi bersama berbagai organisasi mitra dan kelompok perempuan dan laki-laki rentan untuk mengakhiri ketidakadilan, termasuk dalam bidang transisi energi. 

Transisi energi adil adalah tentang menghilangkan dana bahan bakar fosil dengan cara yang mengurangi kesenjangan, mengalihkan biaya aksi iklim ke negara-negara kaya yang melakukan polusi, sambil memprioritaskan keadilan ekonomi, ras, dan gender. Dengan demikian, transisi energi bisa dinikmati oleh semua kalangan. 

Peran Perempuan dalam Transisi Energi

Bagaimana peran perempuan dalam transisi energi ini? Sebenarnya, banyak peran yang bisa dilakukan. Mulai dari terlibat dalam pembuatan kebijakan, penelitian dan pelatihan, hingga inovator untuk energi terbarukan. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga dalam mendukung transisi energi ini? Saya akan menceritakan apa yang sudah saya jalankan selama ini. Hal-hal sederhana yang ternyata juga bisa mendukung transisi energi. 

Mengurangi pemakaian listrik

Mengurangi pemakaian listrik di rumah menjadi salah satu langkah sederhana untuk mendukung energi. Di rumah saya selalu memaksimalkan menggunakan cahaya matahari saat pagi hingga siang hari, tidak menggunakan cahaya lampu. 

Membuka jendela lebar-lebar agar angin bisa masuk. Ini bisa mengurangi pemakaian kipas angin dan AC. Ini cukup signifikan untuk mengurangi pemakaian listrik. 

Memilih perlengkapan hemat energi

Di rumah, saya selalu memilih perlengkapan rumah tangga yang hemat energi, seperti lampu, AC dan sebagainya. Dengan menggunakan perlengkapan rumah yang hemat energi kita sudah ikut dalam mendukung proses transisi energi.

Menggunakan transportasi ramah lingkungan

Transportasi ramah lingkungan | dokpri
Transportasi ramah lingkungan | dokpri

Saat harus bepergian, saya selalu berusaha menggunakan transportasi ramah lingkungan. Misalnya menggunakan sepeda listrik dan bus listrik. Kebetulan, saya tidak bisa menyetir kendaraan sendiri. Jadi, jika bepergian saya menggunakan transportasi umum. Di Surabaya sudah banyak transportasi umum yang ramah lingkungan, seperti bus listrik dan gojek motor listrik. 

Dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti ini, saya sudah melakukan proses transisi energi. Dari kendaraan BBM (bahan bakar minyak) menuju kendaraan listrik. 

Menggunakan PGN 

Beralih ke gas alam | dokpri
Beralih ke gas alam | dokpri

Sudah beberapa tahun terakhir ini, di rumah saya menggunakan gas alam. Menggunakan gas alam ini juga mendukung transisi energi, lho. 

Indonesia sebenarnya punya potensi cadangan gas bumi yang sangat besar loh! Sayangnya gas bumi ini belum diutilisasi dengan optimal. Beberapa tahun lalu, pemerintah Indonesia sudah mulai menginisiasi program BBG (bahan bakar gas) untuk transportasi, namun sampai saat ini memang penggunaannya belum berkembang sesuai harapan. 

Selain melimpah jumlahnya, dengan kadar emisi 30% lebih rendah dari minyak bumi dan ketersediaan infrastruktur, saat ini pemerintah sedang mengupayakan menghidupkan dan meningkatkan kembali utilisasi gas alam sebagai bahan bakar transportasi transisi sambil mempersiapkan implementasi EBT.

Menyetor minyak jelantah

Menyetor minyak jelantah | dokpri
Menyetor minyak jelantah | dokpri

Di rumah, saya selalu mengumpulkan minyak jelantah, minyak bekas penggorengan. Minyak jelantah tidak boleh dibuang sembarangan, karena bisa merusak lingkungan. 

Jadi, saya kumpulkan dalam wadah. Lalu disetor ke bank sampah. Ini juga bisa jadi langkah nyata mendukung transisi energi. 

Minyak jelantah ini bisa sebagai bahan baku substitusi selain minyak kelapa sawit untuk diolah jadi Biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar ramah lingkungan, sejalan dengan proses transisi energi. 

Minyak jelantah dukung transisi energi |IESR
Minyak jelantah dukung transisi energi |IESR

Nah, bagaimana? Ternyata perempuan punya peran penting dalam proses transisi energi. Ada berbagai peran yang bisa dilakukan oleh setiap perempuan untuk mendukung transisi energi. Bahkan, seorang ibu rumah tangga pun bisa melakukan perannya. Melalui berbagai kegiatan sederhana namun bermakna. 

Jadi, tunggu apalagi. Yuk semuanya ikut andil dalam proses transisi energi. Ciptakan transisi energi adil bagi semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun