Sore ini, seperti biasa saya sudah menyiapkan camilan untuk suami. Setiap pulang kerja ia beristirahat sejenak sambil menikmati secangkir kopi dan camilan. Sengaja, saya tidak menyiapkan kopi untuknya, karena dia biasa membuat kopi sendiri. Maka, yang dilakukannya setelah sampai rumah adalah mengambil dripper dan mulai menyeduh kopi.Â
Tak hanya secangkir, dia buat dua cangkir. Supaya kami bisa menikmati kopi berdua. Menghabiskan sore bersama di balkon rumah sambil menyesap kopi dan menikmati camilan. Tak lupa ada obrolan di tengah-tengahnya.Â
Indah, bukan? Saya menyiapkan camilan, dia membuatkan kopi. Lalu dinikmati berdua.Â
Ya, seharusnya rumah tangga seindah itu. Saling berbuat baik. Tak membebani salah satu pihak.Â
Hmm, cerita saya hari ini berangkat dari keresahan akan sebuah berita viral di internet.Â
Beberapa waktu lalu di media sosial viral sebuah postingan tentang percakapan suami istri. Dalam postingan tersebut si istri bercerita sedang tak enak badan, dia ingin suaminya membantu mengerjakan pekerjaan domestik.Â
Respon suaminya sungguh diluar nalar, tanpa mempertimbangkan kondisi istrinya yang sedang sakit, dia malah menceramahi soal kodrat. Menurut suami, tugas domestik seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak adalah kodrat perempuan. Ya harus dijalani bagaimanapun kondisinya. Suami sudah lelah mencari nafkah, masa ia harus mengerjakan tugas domestik juga.Â
Duh, saya jadi gregetan membaca postingan tersebut. Apa iya tugas domestik itu kodrat perempuan?Â
Apa itu Kodrat?Â
Apakah benar tugas domestik itu kodrat perempuan? Memangnya apa sih kodrat itu?Â