Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Gizi dan Makanan 2024, Protein Hewani untuk Cegah Stunting

25 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 25 Januari 2024   07:57 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Protein Hewani by Pixabay

Hari Gizi dan Makanan diperingati setiap tanggal 25 Januari. Hari Gizi dan Makanan ini juga dikenal sebagai Hari Gizi Nasional. Peringatan Hari Gizi Nasional setiap tahunnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizibergizi untuk tumbuh kembang anak. 

Hari Gizi dan Makanan tahun ini mengambil tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" dengan slogan "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas". Tema ini sejalan dengan kondisi saat ini, stunting masih menjadi momok bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia. 

Sejarah Hari Gizi dan Makanan

Hari Gizi dan Makanan ini sudah diperingati sejak tahun 1950. Peringatan tersebut dimulai saat Menteri Kesehatan Indonesia, dr. J. Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).

Waktu itu, LMR lebih dikenal sebagai "Instituut Voor Volksvoeding (IVV)" yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan, sekarang dikenal sebagai Lembaga Eijkman. Hingga saat ini, Prof. Poorwo Soedarmo dikenal sebagai "Bapak Gizi Indonesia".

Angka Stunting di Indonesia

Stunting menjadi PR besar bangsa ini. Bagaimana tidak, target penanganan stunting di Indonesia masih jauh dengan target yang ditetapkan oleh WHO. 

Badan kesehatan dunia menetapkan batas bawah angka stunting, yaitu di bawah 14 %. Sedangkan, saat ini, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%. 

UNICEF menyatakan Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan prevalensi stunting yang tinggi karena masuk dalam lima besar kasus stunting dari 88 negara di dunia. 

Stunting yang terjadi di masa kanak-kanak bisa memberikan dampak yang besar dalam kehidupan anak di masa depan. Stunting bukan hanya persoalan tinggi badan semata, namun akan berdampak pada kesehatan, kecerdasan, hingga kesejahteraan anak di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun