Tantangan menulis hari ini kembali membuat saya memeras otak seharian. Saya sudah lama sekali tidak membuat puisi. Kalau diingat-ingat, saat masih duduk di bangku SMA saya terakhir menulis puisi. Wahh sudah 16 tahun yang lalu berarti.
Dulu saya suka menulis puisi. Bahkan saya suka sekali membaca buku kumpulan puisi milik berbagai sastrawan terkenal, mulai dari Charil Anwar, W.S Rendra hingga Kahlil Gibran. Tulisan puisi saya ada berbuku-buku. Rata-rata puisi bertema cinta.
Maklum saat itu gelora cinta remaja begitu kuat. Saya sedang berbunga-bunga merasakan manisnya cinta pertama. Ya seperti itulah fungsi puisi. Puisi dapat digunakan untuk menggambarkan perasaan dan bahkan ekspresi hati pembuatnya. Puisi dapat mewakili perasaan penyair. Keberadaan puisi bisa menjadi sarana menyampaikan pesan lain.
Lalu kenapa saya sudah lama tak menulis puisi? Apakah saya sudah tak pernah lagi merasakan manisnya cinta? Oh tentu tidak. Saat dewasa saya punya banyak cinta. Cinta yang berbeda saat remaja. Kalau dulu ekspresi cinta hanya dilewatkan lewat puisi, saat dewasa bisa diekspresikan dengan perbuatan. Apalagi saat berumah tangga. Menghabiskan hari bersama pasangan sambil mengasuh buah cinta kami adalah bukti cinta yang dipraktikkan dalam perbuatan.
Oke kembali ke tantangan menulis hari ini. Saya mencoba membuat puisi bertema teknologi. Saya beri judul 'Ponsel Pintar', karena ini adalah teknologi yang sangat akrab dengan kehidupan saya. Berikut puisi saya :
Ponsel Pintar
Ponsel pintar, kini kau segalanya dalam hidup
Semua bergantung padamu
Ponsel pintar, tempat mencari segala sesuatu
Mulai dari mencari informasi, hingga mencari sesuap nasi..
Ponsel pintar, kau bisa mendekatkkan yang jauh...
Bahkan kini kau terkadang menjauhkan yang dekat...
Oh ponsel pintar, aku padamu...
Nah bagaimana? semoga puisi saya ini bisa sedikit menghibur para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H