Hari ini saat bangun tidur saya dikejutkan oleh sebuah kabar duka di grup WhatsApp kompleks. Bu RT memberi kabar kalau Chacha anak Bu Agus "laundry" meninggal dunia.
Deg, jantung saya berdegup kencang, merinding rasanya. Padahal baru kemarin saya dan suami berbincang mengenai sosoknya.
Saya memang tidak mengenal langsung ataupun pernah bertemu dengan Chacha. Tapi sebagai tetangga satu kompleks saya merasa sedikit tahu banyak tentang almarhumah.
Rumah orangtua almarhumah itu bertetangga dengan saya. Jaraknya cuma tiga rumah saja. Orangtuanya membuka usaha laundry, namanya juga diambil dari nama almarhumah "Chacha Laundry".
Saya termasuk pelanggan tetap laundry itu. Apalagi musim hujan seperti ini, jadi lebih malas untuk mencuci baju sendiri.
Nah kemarin siang pegawai laundry mengantarkan sebuah paket kepada tetangga kompleks. Isinya beras 3kg. Katanya ini syukuran Mbak Chacha.
Saya pun bertanya, apa Mbak Chacha-nya ada di rumah. Pegawai tersebut bilang Chacha baru saja kembali ke Jakarta. Saya pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas pemberiannya.
Setelah pegawai laundry pergi, saya berbincang dengan suami tentang biduan cantik itu.
Saya: "Wah pakai syukuran segala, banyak job ya kayaknya, ya. Padahal beberapa bulan lalu katanya harus jual mobil karena sepi tanggapan."
Suami: "kayaknya nggak sepi kok, dari mantan personel grupnya dia yang paling sering muncul di TV."