Tentunya siswa yang ikut belajar secara luring harus dalam kedaan sehat. Tidak memiliki suhu tubuh lebih dari 37, 3 detajat celcius. Makanya saat siswa masuk ke lokasi, ada staf yang mengukur suhu dengan termometer.
Pembelajaran luring saat pandemi juga membatasi jumlah siswa. Satu kelas hanya diisi sebanyak 50% saja. Ini agar bisa tetap melakukan physical distancing, demi meminimalisir penularan virus COVID -19 ini.
Kesan Mengajar Luring
Meski butuh penyesuaian dalam berbagai hal, proses belajar luring bisa berjalan lancar. Saya bisa dengan lancar menjelaskan materi, siswa juga bisa mengerti materi dengan baik.
Bagaimanapun, pembelajaran secara luring lebih efektif dibandingkan daring. Saat luring, tak hanya fokus pada transfer materi keilmuwan saja, tetapi banyak aspek-aspek lainnya. Pembelajaran luring memungkinkan adanya nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di suatu area pendidikan.
Tak perlu takut dan risau untuk belajar secara luring saat pandemi. Asalkan sehat dan mematuhi ptotokol, belajar luring bisa dilakukan.
Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H