Kami bertemu pertama kali saat masuk SMA. Teman satu sekolah. Saat itu kami punya persamaan. Kami sama-sama tumbuh dari keluarga yang tidak ideal. Makanya kami lebih betah berlama-lama di sekolah daripada pulang ke rumah. Sampai-sampai ada seorang guru yang menjuluki kami "broken homers".
Waktu terus berjalan. Lulus SMA kami terpisah. Melanjutkan ke perguruan tinggi masing-masing. Saya di Unair, Thia di ITS dan Echie di Unesa. Meski begitu kami masih menyempatkan waktu untuk bertemu.
Takdir terus membawa kami menjalankan peran masing-masing. Terpisah kota. Sidoarjo-Gresik-Jakarta. Tetapi selalu ada waktu bertemu, saat Thia yang merantau di Jakarta pulang, kami bertemu.
Banyak yang bertanya, apa ya yang membuat kami bisa bertahan selama ini. Padahal kalau dicari, kami ini lebih punya banyak perbedaan daripada persamaanya. Mulai dari penampilan, gaya hidup sampai pilihan politik, hehehe.
Ya mungkin jawabannya adalah karena kami selalu menyediakan waktu bukan menyempatkan waktu. Menyediakan waktu untuk tetap menjalin komunikasi. Menyediakan waktu untuk saling bertemu.
Begitulah sahabat, selalu ada waktu. Itu yang membuat kami bisa bertahan. Sama seperti Cinta dan teman-temannya. Semoga persahabatan kami juga tak lekang oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H