Tema #SamberTHR2020 hari ini lumayan menantang. Hari ini harus menulis tentang belajar solidaritas dari film. Saya suka nonton film. Tapi kebanyakannya sih genre action atau thriller. Awalnya agak bingung, mau nulis film apa. Eh tapi kemudian ada film yang sangat berkesan buat saya. Film yang buat saya susah move on. Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ! Ini film favorit saya.
AADC dan Kenangan Masa Remaja
Saya masih ingat, film ini resmi dirilis tahun 2002. Saat itu saya masih di bangku putih biru alias SMP. Sekolah saya saat itu hanya berjarak 1 km dari gedung bioskop. Pastinya bioskop jadi tempat nongkrong andalan sepulang sekolah.
Saat itu pertama kali nonton AADC saya harus antri panjang banget. Tapi nggak terasa capeknya, karena antri bareng teman-teman. Kami gantian berdirinya. Hehe, kalau ingat itu jadi tertawa. Segitunya kami demi film.
Ah tapi emang itu jadi film yang pantas diperjuangkan. Kisah Cinta dan Rangga. Tapi sebenarnya film ini tak hanya soal cerita cinta antara Cinta dan Rangga. Tapi juga cerita persahabatan antara Cinta dan keempat sahabatnya.
Cinta, Maura, Karmen, Alya dan Milly adalah sahabat yang tak terpisahkan. Namanya sahabat ya pasti saling dukung. Bagaimana keempatnya menghibur Alya yang selalu menangis melihat ibunya mengalami KDRT.
Bagaimana saat semuanya kompak mendukung Karmen yang sedang bertanding basket. Atau bagaimana saat akhirnya semuanya mendukung kisah Cinta dan Rangga.
Itulah sahabat, punya rasa solidaritas yang tinggi. Saling menyayangi, saling menjaga dan saling mendukung.
Persahabatan Cinta dan teman-temannya pun berlanjut. Hingga 14 tahun kemudian, muncul sekuel kedua dari film ini. Meski di AADC 2 ini tanpa kehadiran Alya, film ini masih mampu memberikan pesan tentang pentingnya menjaga persahabatan.
Dan meski 14 tahun berlalu, saya masih tetap tersihir dengan film ini. Film ini tetap jadi film yang berkesan bagi saya. Sebab film ini mengingagkan saya pada dua orang sahabat baik saya.
Delapan Belas Tahun Bersama
Apa rasanya berteman selama 18 tahun? Wah gado-gado rasanya. Ada tawa ada tangisnya juga. Nggak selalu manis jalannya. Tapi ternyata tiap masalah yang datang semakin menguatkan ikatan kami.