Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Semangat Ramadan dan Waisak 2020, Membangun Optimisme di Tengah Pandemi

7 Mei 2020   12:16 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:22 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi (Dokpri)

Sudah hampir tiga bulan terakhir, pandemi Corona Covid 19 terus membayangi Indonesia. Meski sudah hampir tiga bulan berlalu, setiap harinya jumlah orang yang terinfeksi virus ini terus bertambah.

Ini membuat pemerintah semakin ketat menerapkan kebijakan social distancing. Pembatasan sosial ini mengharuskan masyarakat untuk diam di rumah. Semua kegiatan sebisa mungkin dilakukan di rumah. Termasuk beribadah.

Optimisme Ramadan di Tengah Pandemi

Dokumentasi pribadi (Dokpri)
Dokumentasi pribadi (Dokpri)

Ramadan tahun ini menjadi hal yang sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Menjalankan ibadah puasa ditengah ancaman virus Covid 19 ini menjadi tantangan tersendiri. Disaat harus menahan lapar dan haus selama 14 jam, umat Islam juga harus menjaga daya tahan tubuhnya. Memastikan meski sedang berpuasa tubuhnya akan tetap kuat. Ini penting, agar terhindar dari ancaman virus Covid 19.

Meski di tengah pandemi, Ramadan tetap harus disambut dengan sukacita. Pandemi ini tidak mengurangi keberkahan Ramadan sedikit pun. Ramadan tetap menjadi bulan yang mulia dan penuh berkah. Bahkan kali ini Ramadan menjadi momentum terbaik dalam menghadapi pandemi ini.

Ramadan akan membuat kita semakin optimis dalam memerangi pandemi ini. Jadikan setiap harinya sebagai momen terbaik memanjatkan doa agar pandemi ini segera berakhir. Ingat, bulan Ramadan merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Semua doa akan mudah dikabulkan di bulan mulia ini.

Meski harus diam dirumah, tetap jalankan ibadah Ramadan dengan bersungguh-sungguh. Lakukan shalat tarawih di rumah. Habiskan hari dengan khusyu membaca Al Qur an. Tetap hidupkan suasana Ramadan.

Waisak, Momentum untuk Berbagi

Dokumentasi pribadi (Dokpri)
Dokumentasi pribadi (Dokpri)

Ada yang spesial di Ramadan tahun ini. Disaat umat muslim menjalankan ibadah puasa, umat Budha merayakan Waisak. Ya, hari ini 7 Mei 2020, umat Budha di seluruh dunia merayakan Trisuci Waisak.

Biasanya perayaan Waisak berpusat di Candi Borrobudur. Ribuan umat Budha akan datang ke candi Budha peninggalan Wangsa Syailendra ini. Namun karena pandemi, kali ini tak ada perayaan Waisak di Candi Borobudur.

Sebagimana umat muslim yang melaksanakan shalat tarawih di rumah, perayaan Waisak juga dilakukan di dalam rumah. Pelaksanaan upacara ritual Trisuci Waisak, tetap akan diselenggarakan di sejumlah vihara atau kuil. Hanya saja,  tahun ini akan dilakukan melalui media online, sedangkan para umat mengikuti upacara dari rumah masing- masing.

Ketua Umum Pengurus Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Arief Harsono mengatakan, penyelenggaraan Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak di tengah pandemi COVID-19 tahun ini, tidak mengurangi kualitas dari penghayatan dan pelaksanaan ajaran Buddha yang menjadi semangat dalam setiap perayaan Trisuci Waisak.

"Meningkatkan kepedulian demi keutuhan bangsa adalah nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Buddha, jadi kita semua penting tetap semangat dan optimis Indonesia bisa melewati ini semua," menjadi tema Waisak di tahun ini. Umat Budha tetap kusyu merayakan Trisuci Waisak meski di dalam rumah.

Pandemi juga tidak menghalangi umat Budha untuk tetap semangat berbagi. Tahun ini bakti sosial yang diadakan khusus untuk  pengadaan berbagai perlengkapan medis, seperti masker, hand sanitizer, face shield, alat pelindung diri (APD), disinfektan dan lainnya, yang distribusinya mencapai sejumlah rumah sakit dan komunitas tertentu yang tersebar di seluruh Indonesia. Tentu saat pendistribusian bantuan selalu berdasarkan protokol yang sudah ditetapkan.

Pandemi ini tidak membuat semangat beribadah umat Islam dan Budha surut. Justru sebaliknya, makin khusyu dan optimis beribadah. Pandemi ini juga membuat doa-doa terus dipanjatkan. Setiap hari selalu optimis dan penuh pengharapan agar pandemi ini segera berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun