Menulis, menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Saya suka sekali menulis. Sejak di bangku sekolah dasar malah. Diawali dengan menulis puisi, cerpen, karya ilmiah dan berlanjut dengan menulis buku. Mulai buku antologi hingga bisa menghasilkan buku sendiri.
Kemudian memulai menulis di blog, baik blog pribadi maupun blog keroyokan seperti Kompasiana ini. Saya termasuk baru bergabung di Kompasiana. Sekitar tahun 2017 saya baru mulai bikin akun di Kompasiana.
Menulis di Kompasina memang menjadi tantangan tersendiri. Kurang konsisten membuat saya jarang nulis di Kompasiana. Makanya sampai sekarang masih di level junior. Duh jadi malu rasanya.
Ikut Program Samber THR
Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan, mbak Avy memberi info tentang program Samber THR yang diadakan di Kompasiana.
Seperti tahun, tahun ini Kompasiana kembali menggelar program Samber (Satu Ramadan Bercerita). Kompasiana membuat microsite THR (Tebar Hikmah Ramadan) yang menjadi rumah berbagi tulisan seputar Ramadan.
Melalui Samber, Kompasiana mengajak Kompasianer untuk menulis secara konsisten selama sebulan penuh dengan topik seputar Ramadan yang ditetapkan berbeda setiap harinya.Â
Bila kita berhasil menggenapi tantangan tersebut, maka kita berpeluang memenangkan hadiah utama atau hadiah tambahan. Selain itu, pada hari-hari tertentu, ada pula topik misteri yang menawarkan hadiah ekstra di luar dari hadiah utama dan tambahan.
Selama Ramadan, Kompasiana juga akan membagikan THR melalui K-Rewards Edisi Ramadan. Jadi kita tidak hanya dituntut untuk produktif menulis, tetapi juga mempromosikan tulisan kita di media sosial. Makin tinggi keterbacaan, makin besar pula peluang kita mendapatkan THR tambahan dari K-Rewards.
Tahun 2018 lalu saya gagal memenuhi tantangan konsisten menulis sebulan penuh. Namun tahun ini saya bertekad bisa memenuhi tantangan Samber THR dari Kompasiana.
Suka Duka Menulis Samber THR
Menulis Samber THR kali ini lumayan sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Adanya tema yang ditentukan sebenarnya membuat menulis lebih mudah. Tak perlu cari-cari tema lagi.Â
Saya pun jadi lancar menulis tiap hari. Bahkan karena Samber THR inilah saya bisa memenuhi tantangan One Day One Post, sehingga bisa masuk lagi di WAG KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional). Setelah bulan sebelumnya terdepak karena tidak produktif dalam menulis.
Tantangan menulis Samber THR mulai terasa saat harus menulis mystery topic. Ada enam mystery topic yang harus ditulis. Semuanya bercerita tentang pengalaman menggunakan produk non tunai BCA. Awalnya memang susah karena saya tidak terbiasa nulis tema keuangan. Namun karena saya juga nasabah BCA semuanya jadi mudah. Sebab yang saya tulis adalah pengalaman saya sendiri ketika menggunakan berbagai produk non tunai dari BCA.
Urusan produktif menulis mungkin sudah bisa selesai. Tapi bagaimana dengan tingkat keterbacaan tulisan kita? Adakah yang mau membaca? Tentu sebagai seorang blogger, kita selalu membagikan tulisan yang sudah di buat. Baik itu di media sosial maupun di semua WAG yang kita miliki.
Khusus tulisan Samber THR ini saya sangat berterimakasih dengan mbak Avy. Mbak Avy menginisiasi grup WA Samber THR. Ada delapan orang yang tergabung di WAG ini.Â
Tujuannya, agar semua anggota grup bisa saling vote dan komen. Kalau buat saya, grup ini lebih dari itu. Buat saya grup ini membuat saya bisa kenal dengan para Kompasianer lainnya. Belajar dari mereka yang lebih senior. Tulisan-tulisan senior memang beda, saya jadi belajar banyak. Makasih banyak mbak Avy.
Menulis Samber THR juga terasa sangat menantang di hari-hari lebaran. Ya, karena di Samber THR kali ini tantangannya tak hanya 30 hari saat Ramadan. Tetapi sampsi hari ke 33. Makanya tetap nulis saat sudah lebaran. Agak menantang memang, harus tetap menulis ditengah acara silatutahmi. Tapi karena sudah cinta kepada Kompasina, ya tetap dilakukan.
Ketika harus menulis tema hari ke 32 dan 33, tantangannya makin berat. Saya harus menulis di rumah sakit. Menulis sambil menahan sakit nyeri disekujur tubuh.Â
Menulis dengan satu mata yang tertutup karena bengkak. Menulis sambil merawat anak yang harus opname. Ya, karena di tanggal 6 juni saat akan melakukan perjalanan ke Mojokerto, kami mengalami kecelakaan.
Motor yang kami tumpangi berempat, tiba-tiba ban nya meletus. Motor pun oleng, kami jatuh bergulung-gulung di aspal. Dan sampai sekarang harus di rawat di rumah sakit Anwar Medika. Namun saya bulatkan tekad, saya tetap menulis. Menyelesaikan tantangan hari ke 32 dan 33. Alhamdulillah bisa, saya lulus! Memenuhi tantangan Samber THR sampai hari terakhir. Menulis 33 tulisan!.
Begitulah cerita saya dalam mengikuti program Samber THR dari Kompasina tahun ini. Penuh suka dan duka, namun banyak hikmah yang bisa dipetik. Semoga setelah ini , saya tetap bisa konsisten nulis di Kompasiana. Semoga juga bisa merasakan rezeki dari Samber THR. Amin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H